Kupi Beungoh

Membangkitkan UMKM Kerajinan Aceh Besar dari Tidur Panjang

Nyaris tak ada geliat para perajin di gedung itu, walau ada yang telah ditempatkan secara permanen, kecuali hanya ketika ada order dan pesanan.

|
Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Cut Rezky Handayani S,IP MM, ketua dekranasda Aceh Besar 

Oleh: Cut Rezky Handayani S,IP MM

BERKALANG tahun Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deranasda) Aceh Besar yang megah di Gampong Gani di sisi lintas Lambaro menuju Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) itu ‘teronggok sepi’, setelah dipindahkan dari kawasan Pasar Lambaro.

Nyaris tak ada geliat para perajin di gedung itu, walau ada yang telah ditempatkan secara permanen, kecuali hanya ketika ada order dan pesanan.

Gedung yang seharusnya menjadi pusat kerajinan Aceh Besar itu hanya terbilang hiruk pikuk karena dijadikan sebagai ‘kantor perwakilan’ Bupati Aceh Besar, untuk rapat rapat serta menerima tamu dan kegiatan OKP dan Ormas.

Dua tahun lalu, secara perlahan aktifitas di gedung pusat kerajinan Aceh Besar itu mulai berdenyut secara perlahan tapi pasti.

Semua itu dimulai sejenak transisi kepemimpinan di Pemerintahan Aceh Besar, pasca selesainya masa jabatan Mawardi Ali dan dilantiknya Muhammad Iswanto SSTP MM sebagai Penjabat Bupati Aceh Besar. 

Baca juga: Ratusan Peserta Ikuti Jalan Santai Pesta UMKM Dekranasda Aceh Besar

Cut Rezky Handayani S,IP MM, ketua dekranasda Aceh Besar 2
Cut Rezky Handayani S,IP MM, ketua dekranasda Aceh Besar

Cut Rezky Handayani SIP MM yang diberi amanah sebagai Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar memulai gebrakan baru.

Semua itu diawali dengan memanfaatkan penuh Gedung Dekranas sebagai pusat promosi dan produksi hingga transaksi produk kerajinan Aceh Besar.

 Jumlah perajin yang semuanya berlabel UMKM itu ditambah. Dari hanya tujuh unit UMKM menjadi 11 usaha kerajinan yang ditempatkan secara permanen di 20 gerai produksi.

Bila sebelumnya para perajin itu hanya menunggu order, baru melaksanakan kegiatan produksi, namun sejak dua tahun silam, kondisi telah berubah.

Para perajin itu berproduksi secara rutin karena produk kerajinan khas Aceh Besar itu mulai mendapatkan  order seiring gencarnya promosi oleh Dekranasda Aceh Besar.

Menurut Cut Rezky, sejak tahun 2022 lalu, ruang pamer atau showroom yang juga menjadi Sekretariat Dekranasda Aceh Besar makin aktif dan sering dikunjungi oleh calon buyer (pembeli) serta juga menjadi lokasi studi tiru dari berbagai lembaga, baik di Aceh maupun luar Aceh.

Termasuk oleh kelompok perajin atau bahkan secara personal. Dunia kerajinan Aceh Besar mulai menggeliat secara nyata

Dari 11 UMKM itu dua unit telah dinyatakan mandiri dan telah melakukan rangkaian inovasi, yaitu kerajinan Mutiara Songket di Siem Kecamatan Darusalam dan anyaman Bilie Dro  dari  Lampanah Tunong Kecamatan Indrapuri.

Kedua unit itu promosinya telah menembus pasar nasional, setelah beberapa kali ikut event promosi nasional seperti Inacraft JCC Jakarta.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved