Luar Negeri

Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun Ditangkap terkait Deklarasi Darurat Militer

Sebelumnya, Kim Yong-hyun sudah menyatakan pengunduran diri pada Selasa (3/12/2024) malam, tak lama setelah darurat militer dicabut.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/SAUL LOEB
Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun saat menghadiri pertemuan bersama Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dan Korsel di Washington DC, 31 Oktober 2024. 

SERAMBINEWS.COM, SEOUL - Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun ditangkap atas perannya dalam deklarasi darurat militer, kata media-media lokal pada Minggu (7/12/2024).

Sebelumnya, Kim Yong-hyun sudah menyatakan pengunduran diri pada Selasa (3/12/2024) malam, tak lama setelah darurat militer dicabut.

Darurat militer Korsel hanya berlangsung enam jam. Presiden Yoon Suk Yeol mencabutnya setelah mayoritas anggota parlemen menolak keputusannya.

Adapun Kim dikenai larangan bepergian setelah kisruh darurat militer tersebut.

Polisi kemudian membuka penyelidikan terhadap Yoon dan beberapa orang lainnya atas tuduhan pemberontakan.

 
Kantor kejaksaan sejauh ini belum berkomentar atas penangkapan Kim, tetapi penahanannya sudah dilaporkan oleh kantor berita Yonhap dan media-media lokal lainnya pada Minggu pagi.

Pada Sabtu (7/12/2024) malam, Yoon selamat dari mosi pemakzulan di parlemen meskipun ada protes besar-besaran oleh rakyat di jalanan luar gedung parlemen.

Partai-partai oposisi mengajukan mosi pemakzulan, yang membutuhkan 200 suara di parlemen beranggotakan 300 orang untuk disahkan.

Namun, boikot hampir total oleh Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party/PPP) milik Yoon menyebabkan mosi gagal.

PPP setelah pemungutan suara mengatakan, mereka memblokir pemakzulan untuk menghindari perpecahan dan kekacauan yang parah.

"(Kami akan) menyelesaikan krisis ini dengan cara lebih tertib dan bertanggung jawab," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Pemimpin PPP Han Dong-hoon menyatakan, pihaknya sudah mendapatkan janji Yoon untuk mengundurkan diri dan mengeklaim itu akan terjadi.

Ia menerangkan, Yoon secara efektif akan dikeluarkan dari tugasnya sehingga perdana menteri dan partai harus mengelola urusan negara.

Batalnya pemakzulan Presiden Yoon mengecewakan massa, yang jumlahnya 150.000 menurut polisi, tetapi klaim penyelenggara demo berjumlah 1 juta orang.

 

Baca juga: Daftar Presiden Korea Selatan yang Bernasib Tragis, Dimakzulkan, Dipenjara hingga Dibunuh

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved