Luar Negeri

Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun Ditangkap terkait Deklarasi Darurat Militer

Sebelumnya, Kim Yong-hyun sudah menyatakan pengunduran diri pada Selasa (3/12/2024) malam, tak lama setelah darurat militer dicabut.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/SAUL LOEB
Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun saat menghadiri pertemuan bersama Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dan Korsel di Washington DC, 31 Oktober 2024. 

Kegagalan mosi ini diperkirakan akan memicu protes publik yang lebih besar yang menuntut penggulingan Yoon dan memperdalam kekacauan politik di Korea Selatan.

Survei menunjukkan mayoritas rakyat Korea Selatan mendukung pemakzulan terhadap presiden tersebut.

Baca juga: Presiden Korea Selatan Minta Maaf: Saya Sangat Menyesal

Dilansir Associated Press, deklarasi darurat militer Yoon menuai kritik bahkan dari partainya sendiri, tetapi partai itu tetap menentang pemakzulan karena khawatir kehilangan kursi kepresidenan kepada kubu liberal.

Pemakzulan membutuhkan dukungan dua pertiga anggota Majelis Nasional atau 200 dari 300 anggota.

Jika Bukan Bosmu, Rekan Kerja yang Tepat Bisa Menyelamatkanmu
Artikel Kompas.id 
 
Namun, dari 192 anggota oposisi yang mengajukan mosi, hanya tiga anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang ikut dalam pemungutan suara.

Akibatnya, mosi tersebut dibatalkan tanpa penghitungan suara karena tidak mencapai kuorum 200 suara.

Ketua Majelis Nasional Woo Won Shik menyebut hasil ini sebagai sangat disesalkan dan memalukan bagi demokrasi negara itu.

“Kegagalan untuk menggelar pemungutan suara yang memenuhi syarat dalam masalah ini berarti kita bahkan tidak dapat menggunakan prosedur demokratis untuk memutuskan isu nasional yang penting,” ujarnya.

Partai oposisi dapat mengajukan mosi pemakzulan baru setelah sesi parlemen berikutnya dimulai pada Rabu mendatang.

Ribuan demonstran memadati jalan-jalan di sekitar Majelis Nasional pada Sabtu, mengibarkan spanduk, meneriakkan slogan, dan menyanyikan lagu-lagu KPop dengan lirik yang diubah untuk menyerukan penggulingan Yoon.

Deklarasi darurat militer Yoon pada Selasa malam lalu memicu kecaman internasional setelah pasukan khusus mengepung gedung parlemen dan helikopter militer berpatroli di atasnya.

Parlemen dengan suara bulat membatalkan dekrit tersebut, memaksa Yoon mencabutnya sebelum fajar Rabu.

Deklarasi ini menjadi yang pertama dalam lebih dari 40 tahun di Korea Selatan dan menimbulkan kekhawatiran di antara mitra diplomatik utama seperti AS dan Jepang.

 

Baca juga: Pemberontak Suriah Rebut Gedung Radio dan TV Pemerintah di Damaskus

Baca juga: Reuters: Presiden Suriah Bashar al-Assad telah Melarikan Diri Naik Pesawat tanpa Diketahui Tujuannya

Baca juga: Hasil Lengkap Liga Spanyol: Real Betis Tahan Barcelona, Real Madrid hajar Giona, Valencia Tumbang

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved