Luar Negeri
Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun Ditangkap terkait Deklarasi Darurat Militer
Sebelumnya, Kim Yong-hyun sudah menyatakan pengunduran diri pada Selasa (3/12/2024) malam, tak lama setelah darurat militer dicabut.
SERAMBINEWS.COM, SEOUL - Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun ditangkap atas perannya dalam deklarasi darurat militer, kata media-media lokal pada Minggu (7/12/2024).
Sebelumnya, Kim Yong-hyun sudah menyatakan pengunduran diri pada Selasa (3/12/2024) malam, tak lama setelah darurat militer dicabut.
Darurat militer Korsel hanya berlangsung enam jam. Presiden Yoon Suk Yeol mencabutnya setelah mayoritas anggota parlemen menolak keputusannya.
Adapun Kim dikenai larangan bepergian setelah kisruh darurat militer tersebut.
Polisi kemudian membuka penyelidikan terhadap Yoon dan beberapa orang lainnya atas tuduhan pemberontakan.
Kantor kejaksaan sejauh ini belum berkomentar atas penangkapan Kim, tetapi penahanannya sudah dilaporkan oleh kantor berita Yonhap dan media-media lokal lainnya pada Minggu pagi.
Pada Sabtu (7/12/2024) malam, Yoon selamat dari mosi pemakzulan di parlemen meskipun ada protes besar-besaran oleh rakyat di jalanan luar gedung parlemen.
Partai-partai oposisi mengajukan mosi pemakzulan, yang membutuhkan 200 suara di parlemen beranggotakan 300 orang untuk disahkan.
Namun, boikot hampir total oleh Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party/PPP) milik Yoon menyebabkan mosi gagal.
PPP setelah pemungutan suara mengatakan, mereka memblokir pemakzulan untuk menghindari perpecahan dan kekacauan yang parah.
"(Kami akan) menyelesaikan krisis ini dengan cara lebih tertib dan bertanggung jawab," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Pemimpin PPP Han Dong-hoon menyatakan, pihaknya sudah mendapatkan janji Yoon untuk mengundurkan diri dan mengeklaim itu akan terjadi.
Ia menerangkan, Yoon secara efektif akan dikeluarkan dari tugasnya sehingga perdana menteri dan partai harus mengelola urusan negara.
Batalnya pemakzulan Presiden Yoon mengecewakan massa, yang jumlahnya 150.000 menurut polisi, tetapi klaim penyelenggara demo berjumlah 1 juta orang.
Baca juga: Daftar Presiden Korea Selatan yang Bernasib Tragis, Dimakzulkan, Dipenjara hingga Dibunuh
Kegagalan mosi ini diperkirakan akan memicu protes publik yang lebih besar yang menuntut penggulingan Yoon dan memperdalam kekacauan politik di Korea Selatan.
Survei menunjukkan mayoritas rakyat Korea Selatan mendukung pemakzulan terhadap presiden tersebut.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Minta Maaf: Saya Sangat Menyesal
Dilansir Associated Press, deklarasi darurat militer Yoon menuai kritik bahkan dari partainya sendiri, tetapi partai itu tetap menentang pemakzulan karena khawatir kehilangan kursi kepresidenan kepada kubu liberal.
Pemakzulan membutuhkan dukungan dua pertiga anggota Majelis Nasional atau 200 dari 300 anggota.
Jika Bukan Bosmu, Rekan Kerja yang Tepat Bisa Menyelamatkanmu
Artikel Kompas.id
Namun, dari 192 anggota oposisi yang mengajukan mosi, hanya tiga anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang ikut dalam pemungutan suara.
Akibatnya, mosi tersebut dibatalkan tanpa penghitungan suara karena tidak mencapai kuorum 200 suara.
Ketua Majelis Nasional Woo Won Shik menyebut hasil ini sebagai sangat disesalkan dan memalukan bagi demokrasi negara itu.
“Kegagalan untuk menggelar pemungutan suara yang memenuhi syarat dalam masalah ini berarti kita bahkan tidak dapat menggunakan prosedur demokratis untuk memutuskan isu nasional yang penting,” ujarnya.
Partai oposisi dapat mengajukan mosi pemakzulan baru setelah sesi parlemen berikutnya dimulai pada Rabu mendatang.
Ribuan demonstran memadati jalan-jalan di sekitar Majelis Nasional pada Sabtu, mengibarkan spanduk, meneriakkan slogan, dan menyanyikan lagu-lagu KPop dengan lirik yang diubah untuk menyerukan penggulingan Yoon.
Deklarasi darurat militer Yoon pada Selasa malam lalu memicu kecaman internasional setelah pasukan khusus mengepung gedung parlemen dan helikopter militer berpatroli di atasnya.
Parlemen dengan suara bulat membatalkan dekrit tersebut, memaksa Yoon mencabutnya sebelum fajar Rabu.
Deklarasi ini menjadi yang pertama dalam lebih dari 40 tahun di Korea Selatan dan menimbulkan kekhawatiran di antara mitra diplomatik utama seperti AS dan Jepang.
Baca juga: Pemberontak Suriah Rebut Gedung Radio dan TV Pemerintah di Damaskus
Baca juga: Reuters: Presiden Suriah Bashar al-Assad telah Melarikan Diri Naik Pesawat tanpa Diketahui Tujuannya
Baca juga: Hasil Lengkap Liga Spanyol: Real Betis Tahan Barcelona, Real Madrid hajar Giona, Valencia Tumbang
Kepala Ular Kobra Putus Digigit Bocah Berusia 2 Tahun |
![]() |
---|
Kisah Aimi Nasruddin Alami Koma, Baru Sadar Usai Dengar Suara Penyanyi Siti Nurhaliza |
![]() |
---|
Trump Pecat Pejabat Biro Statistik, Ngamuk Tak Terima Lapangan Kerja AS Disebut Turun |
![]() |
---|
Pria 51 Tahun Pamer Alat Kelamin di Tempat Umum, Tewas Dikeroyok Massa |
![]() |
---|
3.800 Karyawan NASA Ajukan Pengunduran Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.