Haba Dinkes Aceh

Upaya Pemkab Bireuen Menekan Angka Stunting, Tingkatkan Kapasitas Kader Hingga Pendampingan Intensif

Kepala Dinas Kesehatan Bireuen dr Irwan mengatakan, saat ini terdapat 3.150 kader kesehatan yang tersebar di 630 posyandu di seluruh desa di Bireuen. 

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Yeni Hardika
FOR SERAMBINEWS
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen dr Irwan 

Seperti rendahnya komitmen pemerintah gampong dalam alokasi Dana Desa (DD) untuk penanganan stunting, serta masih adanya penyalahgunaan PMT oleh keluarga di luar sasaran.

"Berbagai kendala di lapangan kata Kadiskes Bireuen terus diupayakan solusinya," terang dr Irwan.

Faktor kendala lainnya, sambung Irwan, masih rendahnya kesadaran, kreativitas dan upaya inovasi dari masyarakat untuk membantu pemerintah serta perilaku buang air besar sembarangan pada sebagian
masyarakat juga masih sulit di ubah.

“Sepertinya masyarakat masih sangat tergantung pada bantuan pemerintah untuk pengadaan PMT atau
sarpras sanitasi,” ujar Kadiskes Bireuen. 

Baca juga: Tekan Stunting, Dinkes Simeulue Gencarkan Empat Program Unggulan, Termasuk Peningkatan Sanitasi

Kondisi stunting di Bireuen

Data terbaru yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bireuen menunjukkan adanya penurunan signifikan pada angka stunting di kabupaten ini.

Berdasarkan Data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), pada tahun 2021 tercatat sebanyak 2.321 balita atau sekitar 6,4 persen dari total balita di Bireuen mengalami stunting. 

Angka ini menunjukkan prevalensi masalah gizi yang serius di kalangan anak-anak di daerah tersebut.

Namun, upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, khususnya Dinkes Bireuen dalam menangani stunting memberikan hasil yang menggembirakan.

Pada tahun 2023, angka stunting di Bireuen berhasil turun drastis menjadi 739 balita atau 2,1?ri total balita. 

Lalu hingga September 2024, terjadi sedikit peningkatan menjadi 998 kasus dengan prevalensi stunting 2,8 persen.

Sementara itu, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dipaparkan dalam Laporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Aceh periode Januari-Juni 2024, pada 2021 prevalensi stunting di Bireuen berada di angka 24,3 % .

Pada 2022 berada di angka 23,4 % atau turun sebesar 0,9 % .

Lalu pada 2023, mengalami kenaikan hingga berada di angka 32,9 % .

Meskipun terdapat sedikit peningkatan pada tahun 2024, penurunan angka stunting tetap menjadi fokus utama dalam program kesehatan daerah ini. 

Dinkes Bireuen menegaskan bahwa meskipun ada fluktuasi, penurunan stunting tetap menjadi prioritas utama yang akan terus diupayakan melalui berbagai intervensi kesehatan yang lebih masif.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved