Konflik Suriah

Rusia dan Iran Dalang Penderitaan Rakyat Suriah Selama Puluhan Tahun di Bawah Kekuasaan Assad

"Mereka (Iran dan Rusia) juga terbukti menjadi mitra yang tidak dapat diandalkan, meninggalkan Assad ketika ia tidak lagi berguna bagi mereka,"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama pertemuan mereka di Sochi pada 17 Mei 2018. 

Ia juga meminta Suriah untuk terus mendukung rakyat Palestina.

Iran merupakan pendukung Hamas dan juga mendukung rezim al-Assad dalam konfliknya dengan kelompok pemberontak di Suriah.

Namun al-Assad bersikap bermusuhan terhadap kelompok Hamas yang mendukung pejuang oposisi bersenjata pada awal perang saudara Suriah, dan rezimnya menahan ratusan warga Palestina.

 

Kekuasaan Assad Runtuh

Komandan Hayat Tahrir al-Sham, Abu Mohammed al-Julani, mengatakan keruntuhan pemerintah sudah dekat dan berjanji akan melindungi orang-orang di daerah yang dikuasai kelompok tersebut.

Kantor berita Reuters, mengutip para saksi, melaporkan bahwa ribuan orang di dalam mobil dan berjalan kaki berkumpul di pusat kota Damaskus, meneriakkan, “Kebebasan!”

Video yang diunggah daring, yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan beberapa orang di Lapangan Ummayad, berdiri di atas tank militer yang ditinggalkan dan bernyanyi untuk merayakan.

Oposisi bersenjata Suriah mengatakan berakhirnya pemerintahan al-Assad menandai babak baru dalam sejarah Suriah.

"Setelah 50 tahun penindasan di bawah kekuasaan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, dan pengungsian, dan setelah perjuangan panjang, menghadapi semua jenis pasukan pendudukan, kami nyatakan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah," kata pemberontak dalam sebuah pernyataan.

Para pemberontak memuji jatuhnya pemerintah Suriah sebagai “momen kebebasan setelah puluhan tahun penderitaan dan kesakitan”.

“Kepada warga Suriah di seluruh dunia, Suriah menanti Anda,” kata oposisi bersenjata dalam sebuah pernyataan.

Perkembangan lain, sumber pemberontak Suriah mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa pasukan pemerintah telah ditarik dari markas besar Kementerian Pertahanan di Damaskus.

Pemerontak Suriah Rebut Gedung Radio dan TV Pemerintah di Damaskus

Jurnalis di Al Jazeera Arabic, mengutip sumber oposisi, melaporkan bahwa pemberontak Suriah telah mengambil alih gedung radio dan televisi publik di ibu kota Suriah, Damaskus.

Gedung radio dan TV publik merupakan situs simbolis yang penting di Suriah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved