Salam
Butuh Kerja Sama Semua Pihak Atasi Masalah Elpiji 3 Kg
Lonjakan itu disebabkan oleh kelangkaan stok di pangkalan. Akibatnya, banyak warga harus mencari alternatif lain untuk bahan bakar.
HARIAN Serambi Indonesia edisi Senin (16/12/2024) memberitakan, harga elpiji subsidi ukuran 3 kilogram di Takengon, Aceh Tengah, melonjak hingga Rp 30 ribu per tabung. Lonjakan itu disebabkan oleh kelangkaan stok di pangkalan. Akibatnya, banyak warga harus mencari alternatif lain untuk bahan bakar.
Warsih, warga Desa Atang Jungket, Kecamatan Bies, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya untuk mendapatkan elpiji subsidi tersebut. Ia harus berkeliling ke desa-desa tetangga demi mendapatkan bahan bakar dimaksud. "Yang jual eceran, per tabung sekitar Rp 28-35 ribu. Sudah harganya segitu, terus susah didapat," katanya, saat ditemui pada Minggu (15/12/2024).
Menurutnya, kelangkaan ini sudah berlangsung sejak sebulan lalu. Stok elpiji 3 Kg di agen-agen langganan sering habis. Akibatnya, ia harus menitipkan tabung kosong ke pengecer untuk mendapatkan ‘gas melon’ tersebut. Namun, harga yang ditawarkan pengecer tetap jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp 18 ribu-Rp 20 ribu per tabung. "Sudah sebulan gas ini langka, harganya juga lebih mahal dari hari biasanya," keluh Warsih. Meski sulit didapatkan dan harganya mahal, Warsih tetap berusaha membeli elpiji 3 Kg, bahkan sampai ke wilayah lain. Ia mengungkapkan harus cepat-cepat memesan atau berlomba dengan konsumen lain agar bisa mendapatkan elpiji tersebut.
Saat membicarakan soal elpiji 3 Kg, kita langsung terbayang berbagai masalah yang terjadi di dalamnya. Masalah itu mulai dari distribusi yang tidak merata, adanya praktik penimbunan oleh oknum yang tak bertanggung jawab dan mencari keuntungan pribadi, meningkatnya permintaan yang tidak diimbangi dengan suplai yang memadai, serta berbagai masalah lainnya. Masalah-masalah tersebut membuat elpiji 3 Kg seringkali langka di pasaran dan masyarakat miskin yang seharusnya sebagai penerima wajib dari elpiji subsidi itu malah menjadi pihak yang paling terdampak. Banyaknya warga dengan ekonomi menengah ke atas yang masih ikut menggunakan elpiji 3 Kg, makin memperparah proses distribusi bahan bakar jenis tersebut menjadi tidak tepat sasaran secara berkelanjutan.
Dalam konteks Aceh, kelangkaaan elpiji 3 Kg tak hanya terjadi di Aceh Tengah, tapi juga sudah sering dirasakan oleh masyarakat di hampir semua kabupaten/kota. Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada solusi yang permanen untuk mengatasi masalah tersebut meskipun Pertamina rutin menyuplai elpiji dimaksud dan bahkan menambah kuota pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Karena itu, perlu kiranya ada kerja sama dari semua pihak agar kelangkaan elpiji 3 Kg tidak lagi terjadi atau minimal dapat dikurangi dari kondisi saat ini. Dengan adanya perhatian serius dari Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota bersama dinas teknis, Pertamina dan jajaran, serta pihak terkait lainnya, kita harapkan memberi angin segar bagi masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan energi mereka sehari-hari.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelangkaan elpiji subsidi ini, antara lain, sistem distribusi harus diperbaiki untuk memastikan elpiji 3 Kg dapat tersampaikan merata ke semua daerah secara tepat waktu, serta pengawasan penyaluran subsidi harus lebih diperketat lagi agar benar-benar diterima oleh masyarakat yang berhak dan membutuhkan. Hal lain yang kalah penting adalah penegakan hukum terhadap praktik penimbunan atau penyalahgunaan elpiji 3 Kg harus dilakukan secara tegas kepada siapa saja yang terlibat tanpa pandang bulu. Dengan upaya-upaya tersebut, kita harapkan masalah kelangkaan elpiji 3 Kg di Aceh tidak terjadi lagi atau minimal bisa berkurang dibanding dengan kondisi saat ini. (*)
POJOK
Konsumsi listrik diprediksi turun saat libur panjang akhir tahun
Saat konsumsi diprediksi turun, tapi tagihannya jangan malah naik ya?
Warga Kota Juang gelapkan 6 mobil rental
Sayangnya, perbuatan ini tak mencerminkan jiwa pejuang kan?
Anggota DPRA sorot kuota rumah layak huni
Sorot menyorot memang sudah rutinitas anggota dewan kan?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.