Konflik Palestina vs Israel

Pemimpin Oposisi Israel Sebut Netanyahu Tak Inginkan Gencatan Senjata di Gaza:Perang Terus Berlanjut

"Netanyahu lalu mendatangi media asing dan menjelaskan bahwa dia tidak akan menghentikan perang dan membuat kesepakatan dengan Hamas,"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS/IDF
Pasukan Israel yang menyerbu memutus hubungan Jabalia dengan Kota Gaza beberapa minggu lalu sambil mengeluarkan perintah evakuasi dan menuntut warga sipil meninggalkan rumah mereka dan pindah ke selatan.  

Pengunduran dirinya pertama kali dilaporkan oleh surat kabar The Guardian pada minggu ini.

Hingga saat ini, lebih dari 45.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan berkelanjutan Israel di Gaza.

Konflik tersebut telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang mengerikan, dan para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa serta kelompok-kelompok hak asasi manusia terkemuka telah menuduh militer Israel melakukan kejahatan perang, termasuk genosida .

AS mengatakan pihaknya tengah berupaya mengamankan gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza

AS juga mengatakan pihaknya telah mendesak Israel untuk meminimalkan jatuhnya korban sipil dalam operasi militernya.

Namun Biden menolak menggunakan bantuan Amerika kepada Israel sebagai pengaruh untuk mengakhiri perang, dan menampik seruan untuk menangguhkan transfer senjata AS ke sekutu utama tersebut.

Hal ini memicu kemarahan dan kritik dari para pendukung yang menjuluki presiden Demokrat yang akan lengser tersebut sebagai “Joe si Pembantai”.

AS memberi Israel sedikitnya USD 3,8 miliar bantuan militer setiap tahunnya, dan para peneliti di Universitas Brown baru-baru ini memperkirakan bahwa pemerintahan Biden menyediakan tambahan USD 17,9 miliar sejak dimulainya perang Gaza.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Sabtu, Casey mengatakan pekerjaannya di Yerusalem terutama difokuskan pada penulisan tentang situasi di Gaza, dari masalah kemanusiaan hingga masalah ekonomi dan politik.

Ia mengatakan pemerintah AS menyadari kondisi mengerikan di wilayah tersebut, termasuk banyaknya korban jiwa dan kurangnya bantuan kemanusiaan. 

"Namun kami tetap menjalankan kebijakan ini dan mendukung apa yang dilakukan militer Israel di sana," katanya.

“Mereka menerima semua laporan kami, mereka memiliki semua yang kami tulis, dan mereka mengabaikannya begitu saja,” ungkapnya.

Ketika ditanya mengapa kebijakan pemerintah AS seperti itu, Casey mengatakan ia yakin sebagian alasannya adalah tidak ada kepedulian terhadap penderitaan Palestina.

"Kami mengabaikan penderitaan Palestina. Kami menerima narasi pemerintah Israel tentang berbagai peristiwa meskipun kami tahu itu tidak benar,”

“dan kami benar-benar mengejar kepentingan Israel. Kami tidak mengejar kepentingan kami sendiri," katanya kepada Al Jazeera.

“Dan itulah yang akhirnya mendorong saya keluar dari pintu,” ungkapnya, yang mengacu pada bobroknya kebijakan luar negeri AS.

Kementerian Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved