Breaking News

20 Tahun Tsunami Aceh

2 Dekade Tsunami Aceh, Apa Sebenarnya Penyebab Terjadinya Tsunami?

Sebuah gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1 magnitude mengguncang perairan barat laut Sumatra, Indonesia, yang kemudian memicu tsunami besar yang

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/IST
Masjid Rahmatullah Lampuuk tetap berdiri kokoh saat Tsunami 2004 menerjang kawasan itu 

 72 persen tsunami disebabkan oleh gempa bumi. Gangguan yang menggeser massa air yang besar dari posisi keseimbangannya dapat menyebabkan tsunami.

Untuk memahami peran pergerakan dasar laut yang dahsyat sebagai penyebab utama tsunami, seseorang perlu memahami lempeng tektonik.

Permukaan bumi terdiri dari sejumlah lempeng yang berisi benua dan dasar laut.

 Lempeng-lempeng tersebut bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan hingga beberapa inci per tahun. Batas lempeng adalah area tempat dua lempeng saling bersentuhan. 

Cara satu lempeng bergerak relatif terhadap lempeng lainnya menentukan jenis batas penyebaran, tempat dua lempeng saling menjauh, subduksi, tempat dua lempeng saling mendekati, dengan satu lempeng meluncur di bawah lempeng lainnya, dan transformasi, tempat dua lempeng meluncur secara horizontal melewati satu sama lain. Subduksi adalah penyebab utama terjadinya tsunami besar.

Tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik karena banyaknya gempa bumi besar yang terkait dengan zona subduksi di sepanjang tepi cekungan Samudra Pasifik, yang disebut "Cincin Api".

 Sembilan puluh persen gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang Cincin Api. Ada zona subduksi dengan palung laut dalam yang terkait di lepas pantai Chili, Alaska, Jepang, dan Indonesia, misalnya, yang telah menghasilkan gempa bumi besar dan tsunami yang dahsyat, banyak di antaranya menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa di Kepulauan Hawaii.

Gempa bumi yang menghasilkan tsunami paling sering terjadi di tempat pertemuan lempeng tektonik Bumi, dan lempeng yang lebih berat menukik di bawah lempeng yang lebih ringan. Bagian dasar laut terangkat ke atas saat tegangan dilepaskan.

Seluruh kolom air laut terdorong ke permukaan, menciptakan tonjolan yang sangat besar. Saat air mendatar, riak-riak raksasa melesat keluar. Longsor, Letusan Gunung Berapi, Meteorit Longsor bawah laut, yang sering terjadi selama gempa bumi besar, dapat menciptakan tsunami.

Selama longsor bawah laut, permukaan laut keseimbangan diubah oleh sedimen yang bergerak di sepanjang dasar laut.

 Gaya gravitasi kemudian menyebarkan tsunami mengingat gangguan awal permukaan laut.

Demikian pula, letusan gunung berapi laut yang dahsyat dapat menciptakan gaya impulsif yang menggeser kolom air dan menghasilkan tsunami.

Longsor di atas air dan benda-benda yang terbawa ke luar angkasa dapat mengganggu air dari atas permukaan. Puing-puing yang jatuh menggeser air dari posisi keseimbangannya dan menghasilkan tsunami.

Tidak seperti tsunami di lautan yang disebabkan oleh beberapa gempa bumi, tsunami yang dihasilkan oleh mekanisme non-seismik biasanya cepat menghilang dan jarang mempengaruhi garis pantai yang jauh dari daerah sumbernya. 

Longsor bawah laut, yang sering terjadi selama gempa bumi besar, dapat menciptakan tsunami. Selama longsor bawah laut, permukaan laut yang seimbang diubah oleh sedimen yang bergerak di sepanjang dasar laut. Gaya gravitasi kemudian menyebarkan tsunami mengingat gangguan awal permukaan laut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved