Kisah Inspiratif

Kisah Bripka Adi Syafnur, 'Sulap' Ladang Ganja jadi Lahan Palawija di Beutong Ateuh

Banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarga mereka karena terjerat dalam lingkaran ilegal penanaman ganja.

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nur Nihayati
Dok Polda Aceh
Bripka Adi Syafnur Arisal, personel Polres Nagan Raya. 

Sebuah langkah yang tidak hanya memberi kehidupan, tetapi juga memberi kebebasan dari belenggu hukum.

Dalam waktu singkat, hasilnya mulai terlihat.

Enam kelompok tani besar terbentuk di bawah binaan Bripka Adi, dengan rata-rata luas lahan sekitar 3,5 hektare per kelompok. 

Tidak hanya itu, Bripka Adi juga mengajarkan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam sayuran yang bisa dijual ke pasar.

“Dengan cara ini, dapat membuka peluang baru yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberi ketenangan bagi keluarga yang dulunya terbelenggu oleh masa lalu yang kelam,” ujar Adi. 

Hasil panen dari kelompok tani tersebut sangat menggembirakan. Setiap kali panen, mereka dapat menghasilkan 30 ton hasil pertanian.

Namun, bagi Bripka Adi, hasil panen bukanlah hal utama, yang terpenting baginya bisa melihat kebahagiaan di wajah-wajah petani yang kini bisa hidup tenang, bebas dari rasa takut akan penangkapan, dan mulai membangun masa depan yang lebih cerah.

“Ini bukan sekadar soal bertani, tetapi tentang memberi mereka kesempatan kedua dalam hidup.

Tentang menunjukkan bahwa ada cara yang lebih baik untuk bertahan hidup tanpa harus kehilangan martabat,” ungkapnya.

Kini, lima tahun telah berlalu sejak Bripka Adi memulai perjuangannya.

Tanpa pamrih, ia terus menjadi pendorong, motivator, dan pelaku perubahan yang nyata di Beutong Ateuh Banggalang. 

Tugasnya sebagai polisi mungkin sudah selesai ketika ia turun dari jabatannya nanti, tetapi jejak yang ditinggalkan akan tetap terukir dalam hidup setiap keluarga yang pernah dibimbingnya.

Melalui ketulusan, keberanian, dan kerja keras, Bripka Adi telah menunjukkan bahwa seorang polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga sebagai seorang pembawa perubahan.

Di tanah yang subur itu ia telah menanam benih harapan yang kini berkembang menjadi ladang kehidupan baru. 

Sebuah transformasi dari ganja menuju palawija, dari ketakutan menuju harapan, dan dari kemiskinan menuju kesejahteraan yang berkelanjutan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved