KUPI BEUNGOH
Rukun Iman Sebagai Jembatan Kehidupan
Hal ini dikarenakan ia dapat menuangkan semua rasa gelisahnya dihadapan tuhan-Nya dengan berdoa, shalat, dan juga membaca Al qur’an .
*) Oleh: Muhammad Alief Al Mukhlisin, S. Pd
IMAM merupakan asas keislaman seorang muslim dalam menjalani kehidupan, dimana seorang muslim akan merasa tenang dan hidupnya selalu terarah meskipun dalam keadaan gundah gelisah.
Hal ini dikarenakan ia dapat menuangkan semua rasa gelisahnya dihadapan tuhan-Nya dengan berdoa, shalat, dan juga membaca Al qur’an .
Setiap pendidikan tentu akan berlandaskan kepada Al qur’an dan sunnah, dengan keduanya maka akan sempurnalah iman seseorang dalam mendidik para siswanya, belakangan ini kerap terjadi kasus yang mencoreng nama baik Pendidikan islam.
Salah satunya ialah kasus santri yang disiram air cabai oleh istri pimpinnan pondok, tindakan yang tak seharusnya dilakukan terhadap anak yang melanggar aturan dan dianggap telah melampaui batas.
Ini tentu terjadi jika dalam diri manusia kurangnya iman dalam mendidik anak sehingga secara tidak sadar hawa nafsu syaitan yang menghasut pikiran manusia dan mengontrol manusia agar terjerumus kedalam nafsunya sendiri.
Maka dari itu, teruntuk para pendidik agar sudi kiranya lebih mempertebal iman dan kesabaran dalam menghadapi tingkah laku anak yang beragam.
Seharusnya pendidik juga dapat mencari hukuman yang beragam pula yang membuat pelanggarnya jera bukan trauma yang diterima.
Trauma pada anak bisa saja membuat anak menjadi insan yang tidak terbuka (introvert), atau bahkan bisa juga menjadikan anak pribadi yang pendemdam dan amarah.
Iman kepada Allah merupakan kepercayaan yang paling utama.
Namun, sering kali kita melihat bahwa manusia meyakini dirinya beriman kepada Allah tapi tidak dengan perbuatannya.
Semisal, Ketika azan berkumandang manusia lalai dengan pekerjaannya masing masing.
Sebaliknya jika atasan memberikan perintah, pekerjaan tersebut selesai lebih awal dari waktu yang atasan berikan.
Hal ini membutikan bahwa manusia yang pangkatnya lebih tinggi, yang memberi gaji karyawan, yang bisa memberikan jaminan kehidupan lebih diangungkan ketimbang yang maha memberikan segalanya dimuka bumi ini (tuhan).
Ini sepenggal bukti bahwa keimanan manusia hanya sebatas di mulut saja dan berbanding terbalik dengan apa yang diajarkan oleh Al-qur’an dan sunnah.
Tanpa Badan Khusus, Perpanjangan Otsus Aceh Hanya Buang-Buang Dana |
![]() |
---|
Dilema Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Dari APBD ke Pasar Modal: Mengapa Pemerintah Daerah Harus Berani Menerbitkan Obligasi/Sukuk Daerah |
![]() |
---|
Serakahnomic: Teori Ditolak, Praktek Menjamur? |
![]() |
---|
Prof Siddiq Armia: Alumni Dayah Darussa’adah Aceh yang Masuk Top 2 Persen Scientist Worldwide 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.