Breaking News

Berita Kutaraja

Menu Makan Bergizi Gratis di Banda Aceh perlu Disesuaikan dengan Kearifan Lokal

“Ada beberapa masukan dari orang tua siswa tentang menu makanan, di mana selera makan masyarakat beda-beda,” urainya. 

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Kadisdikbud Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakri 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar para ibu hamil, ibu menyusui, serta para pelajar di sekolah-sekolah sudah berjalan tepat selama sepekan. 

Banyak anak dan masyarakat merasa terbantu dengan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tersebut. 

Namun, juga tidak sedikit pula orang tua dan sejumlah kelompok masyarakat yang memberikan kritikan dan masukan bagi pemerintah terkait pengembangan program tersebut.

Seperti di Kota Banda Aceh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat mengaku kerap mendapat masukan dari masyarakat, khususnya terkait menu makanan yang disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis tersebut. 

Di mana, masyarakat dan orang tua siswa menyarankan menu yang disediakan agar disesuaikan dengan selera masyarakat daerah setempat. 

Tetapi, tetap dengan memperhatikan kecukupan kandungan gizinya. 

“Ada beberapa masukan dari orang tua siswa tentang menu makanan, di mana selera makan masyarakat beda-beda,” urainya. 

“Kearifan lokal masyarakat Aceh beda seleranya dengan kearifan lokal di daerah lain. Ini harus menjadi perhatian bagi kita bagaimana menu yang dirancang itu cocok dengan selera makan masyarakat, khususnya Kota Banda Aceh,” kata Kepala Disdikbud Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakhri kepada Serambinews.com, Jumat (10/1/2025) kemarin.

Meski harus adanya penyesuaian menu dengan selera kearifan lokal, Sulaiman menekankan, supaya makanan yang disediakan tetap memenuhi asupan gizi sesuai standar ditentukan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Asupan gizi itu penting sekali karena memang itu target utama kita agar anak-anak kita gizinya cukup, bisa menghilangkan stunting, menghilangkan gizi buruk, dan mencerdaskan anak-anak bangsa,” ujarnya. 

“Jadi walaupun kita memilih menu yang lebih kearifan lokal tapi gizinya tidak boleh kurang. Nah ini masukan dari masyarakat terkait menu makanan,” tambahnya. 

Sulaiman menyampaikan, selama masa percobaan pihaknya mengaku penyaluran program Makan Bergizi Gratis di Kota Banda Aceh berjalan lancar dan tidak ada masalah di lapangan.

“Khusus untuk Kota Banda Aceh tidak ada problem untuk penyediaan itu (Makan Bergizi Gratis),” urai dia. 

“Bahkan, untuk anak-anak yang memang ada alergi, juga sudah di data dari awal. Misalnya tidak bisa makan ayam, diganti dengan daging, tidak bisa makan ikan ini diganti dengan ikan yang lain,” ungkapnya. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved