Kejagung Tangkap Satu Buron Kasus Impor Gula Perkara Tom Lembong, Dijebloskan ke Penjara
Tersangka yang ditangkap adalah Direktur PT BSI, berinisial HAT, yang merupakan pihak swasta yang diduga mendapatkan jatah impor gula.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap seorang tersangka berstatus buronan dalam kasus dugaan korupsi impor gula yang melibatkan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.
Tersangka yang ditangkap adalah Direktur PT BSI, berinisial HAT, yang merupakan pihak swasta yang diduga mendapatkan jatah impor gula.
“Iya (tersangka ditangkap), satu orang, (HAT),” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Harli Siregar saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (21/1/2025).
Berdasarkan pantauan di lokasi, HAT tiba di kawasan Kejaksaan Agung sekitar pukul 16.19 WIB.
HAT, yang memakai topi dan masker hitam, bungkam saat diboyong masuk ke dalam gedung.
Dia sudah memakai rompi tahanan berwarna pink dengan tangan yang sudah diborgol.
Di balik rompi pink itu, HAT menggunakan kemeja warna hijau tua lengkap dengan celana jeans.
“(HAT) dibawa dari Surabaya (sebelum ke Jakarta),” kata Harli saat diwawancarai.
HAT diketahui ditangkap di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sebelum transit di Surabaya untuk dibawa ke Jakarta.
Sesampainya di Kejaksaan Agung, HAT langsung dibawa masuk ke gedung Jaksa Agung Muda Pidana Militer untuk diperiksa lebih lanjut oleh penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) terkait keterlibatannya dalam kasus impor gula ini.
Baca juga: Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Kejagung Tegaskan Tak Lakukan Kriminalisasi dan Bantah Politisasi
Bawa Obat Diabetes Saat Hendak Dijebloskan ke Penjara
Tersangka kasus impor gula, HAT, terlihat membawa kantong berisi obat saat hendak dibawa ke Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung, Selasa (21/1/2025).
Hal ini diketahui saat HAT keluar dari Gedung Kartika Kejaksaan Agung usai menjalani pemeriksaan oleh pihak penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus).
Saat itu, HAT yang menutupi wajahnya dengan topi dan masker hitam tampak menenteng satu kantong putih di depan tangannya.
Sambil menunggu rompi pink tahanan, HAT bungkam sepanjang perjalanan dari lift dalam gedung hingga masuk ke mobil tahanan yang jaraknya tidak sampai tiga meter dari pintu.
“Obat. Obat gula (diabetes),” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum), Harli Siregar, saat dikonfirmasi di depan Gedung Kartika Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).
Harli mengatakan, sebelum dijebloskan ke tahanan, HAT sudah diperiksa kondisi kesehatannya.
Harli tidak mengungkapkan hasil pemeriksaan kesehatan HAT.
Dia berkelakar, obat itu agar HAT kuat menjalani proses hukumnya yang ada.
“Sudah cek (kesehatan), biar kuat,” kelakar Harli.
Sebelum ditangkap hari ini, HAT diumumkan sebagai buronan dalam kasus impor gula ini bersama dengan satu tersangka lain berinisial ASB.
Keduanya ditetapkan sebagai buronan karena tidak memenuhi panggilan penyidik.
“(HAT) dibawa dari Surabaya (sebelum ke Jakarta),” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Harli Siregar saat diwawancarai di kawasan Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
Baca juga: Kejagung Klaim Punya 4 Alat Bukti Soal Penetapan Tersangka Tom Lembong Kasus Korupsi Impor Gula
Sebelumnya, HAT dan satu tersangka lain berinisial ASB ditetapkan sebagai buronan karena tidak memenuhi panggilan penyidik.
Bersama-sama dengan HAT dan ASB, tujuh pihak swasta lain juga telah ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus impor gula ini.
Jadi, totalnya ada sembilan tersangka baru yang diumumkan Kejaksaan Agung.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dikaitkan dengan alat bukti yang telah kami peroleh selama penyidikan, maka Tim Jampidsus memiliki bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan sembilan tersangka,” ujar Qohar dalam konferensi pers, Senin (20/1/2025).
Adapun kesembilan tersangka tersebut di antaranya adalah Direktur Utama PT AP berinisial TW, Presiden Direktur PT AF berinisial WN, Direktur Utama PT SUC berinisial HS, Direktur Utama PT MSI berinisial IS, dan Direktur PT MP berinisial TSEP.
Selain itu, lanjut Qohar, tersangka lainnya adalah Direktur PT BSI berinisial HAT, Direktur Utama PT KTM berinisial ASB, Direktur Utama PT BFM berinisial HFH, dan Direktur PT PDSU berinisial ES.
Qohar menerangkan bahwa kesembilan tersangka tersebut melakukan tindak pidana korupsi yang sama, yakni mengajukan permohonan izin melakukan importasi gula kepada Tom Lembong.
Padahal, izin impor hanya bisa didapatkan oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk pemerintah.
Impor pun hanya diperbolehkan untuk gula kristal putih yang siap dijual kepada masyarakat.
“Jadi sebelum ada penandatanganan kontrak, perusahaan tersebut sudah diundang lebih dahulu, sudah diberitahu bahwa merekalah nanti yang akan melakukan pengadaan gula kristal mentah yang kemudian untuk diolah menjadi gula kristal putih dalam rangka stabilisasi harga pasar dan stok gula nasional,” kata Qohar.
Berdasarkan hasil perhitungan bersama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Tom Lembong disebutkan merugikan negara hingga Rp 578.105.411.622,47.
Awalnya, total kerugian negara dalam kasus korupsi impor gula ini diperkirakan mencapai Rp 400 miliar.
Namun, jumlahnya mengalami peningkatan setelah penyidik mengembangkan perkara dan menetapkan sembilan tersangka baru.
Diberitakan sebelumnya, Tom Lembong dituduh merugikan negara hingga Rp 400 miliar karena mengizinkan impor gula ketika stok gula di dalam negeri sedang surplus.
Selain Tom, Kejagung juga menetapkan eks Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 2015-2016, Charles Sitorus, sebagai tersangka dalam kasus ini.
Tom, yang tidak terima dituduh sebagai koruptor, mengambil langkah hukum dengan melakukan gugatan praperadilan. Namun, gugatan tersebut ditolak oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca juga: Modus Pemilik Ponpes di Jaktim Cabuli Sejumlah Santri Laki-laki, Lakukan Ini di Ruangan Khusus
Baca juga: Jenderal Top Israel Mundur dari Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat, Gagal Lenyapkan Hamas di Gaza
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Kejagung Tetapkan Riza Chalid Tersangka Pencucian Uang, 4 Mobil Mewah Disita |
![]() |
---|
5 Buronan Korupsi Paling Dicari KPK, 1 Wanita dan 4 Pria Masih Berkeliaran, Siapa dan Apa Kasusnya? |
![]() |
---|
Sosok Chusnul Khotimah, Auditor BPKP yang Dilaporkan Tom Lembong ke Ombudsman |
![]() |
---|
Sosok Silfester Matutina, Divonis Penjara Usai Fitnah Jusuf Kalla, tapi Masih Menghirup Udara Bebas |
![]() |
---|
Reaksi Tom Lembong Usai Jokowi Akui Impor Gula Kebijakan Presiden: Seharusnya dari Awal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.