Breaking News

160 Orang Keracunan Massal Usai Makan Siomai saat Hajatan di Sleman Yogyakarta

Siomai itu diolah di dapur produksi yang sama dan dibuat oleh Pipit Rahayu, warga Ngentak, Pondokrejo, Tempel, Sleman.

Editor: Faisal Zamzami
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin 



KERACUNAN SIOMAI - Sebanyak 160 orang di Sleman, Yogyakarta mengalami keracunan pada Sabtu (8/2/2025). Mereka diduga keracunan setelah mengkonsumsi siomai. 

Siomai itu diolah di dapur produksi yang sama dan dibuat oleh Pipit Rahayu, warga Ngentak, Pondokrejo, Tempel, Sleman.

Pipit pun memberikan penjelasan tentang produksi siomai, makanan yang disajikan dalam 2 acara yang ditemukan kasus keracunan massal di Sleman tersebut.

Diceritakan bahwa selepas pukul 6 pagi pada hari Sabtu itu, Pipit sudah sibuk menyiapkan dagangan siomay berikut bahan-bahan pelengkapnya yang akan menjadi salah satu menu hidangan di pesta pernikahan warga di Dusun Krasakan.

Perempuan yang telah memproduksi Siomay sejak 2015 itu datang ke lokasi resepsi pagi buta karena tamu akan mulai mencicipi hidangan pukul 08.00 WIB.

Semua berjalan lancar. Sebab, adonan siomay sudah disiapkan sejak Kamis (6/2/2025) lalu. 

"Adonan itu saya buat hari kamis, tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari senin Alhamdulillah baik-baik saja. Jadi adonan hari kamis kemudian masukkan freezer hari Sabtu pagi saya penyajian itu," kata Pipit, dilansir dari TribunJogja.com.

Biasanya Pipit memproduksi adonan untuk siomay di tempat penggilingan daging di Tempel, yang selama ini menjadi langganannya.

Adapun sistem pembuatannya adalah ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai dengan takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

Mengenai bahan tepung yang dibutuhkan, ia mempercayakan sepenuhnya kepada tempat penggilingan. Setelah jadi, adonan dibawa pulang oleh Pipit. 

"Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apa pun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana," ungkap Pipit.  

"Saya juga ingin tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga ingin tahu," lanjutnya.

 
Pada hari Sabtu itu, selain harus menyiapkan pesanan 550 porsi siomay untuk acara hajatan di Dusun Krasakan, Pipit juga harus menyiapkan 30 porsi siomay komplit untuk hidangan acara arisan di Dusun Sanggrahan.

Bukan itu saja, ia juga harus menyuplai siomay buat kegiatan bazar di Sumberejo.

Untuk memenuhi pesanan siomay di acara hajatan dan arisan, Pipit memproduksi 20 kilogram adonan sekaligus pada hari Kamis.

Adonan Siomay untuk kegiatan bazar di Sumberejo diproduksi pada Jumat (7/2/2025). 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved