Konflik Palestina vs Israel

Tentara Israel yang Teriak 'Allahu Akbar' Ditembak Pasukan IDF di Gaza, Begini Nasibnya

Belakangan, tersangka yang ditembak IDF ternyata adalah seorang tentara Israel yang mencoba bunuh diri.

Editor: Faisal Zamzami
khaberni/tangkap layar
EVAKUASI TENTARA IDF - Para petugas medis militer pasukan pendudukan Israel (IDF) mengevakuasi dua tentara Israel yang terluka dalam serangan sergapan kelompok pembebasan Palestina, Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, di Jabalia, Gaza Utara, Jumat (27/12/2024) 

Sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kekacauan, IDF membatalkan cuti bagi prajurit yang tergabung dalam "Divisi Gaza" dan meningkatkan kewaspadaan di pasukan yang ditempatkan di sekitar Gaza.

Sumber dari militer Israel mengatakan peningkatan kesiagaan ini tidak serta merta menunjukkan akan adanya tindakan militer besar-besaran, kecuali jika jelas terbukti bahwa Hamas tidak mematuhi perjanjian gencatan senjata.

Pejabat militer menekankan bahwa mereka akan terus mengamati situasi dan bersiap untuk melanjutkan operasi jika diperlukan, Barrons melaporkan.

Perjalanan Penuh Ketegangan
 
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan invasi ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.

Israel kemudian melancarkan serangkaian operasi militer, mengklaim sebagai upaya membasmi kelompok militan Hamas.

Konflik antara keduanya menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan Gaza, memicu krisis kemanusiaan yang mendalam.

Perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada Januari 2025 bertujuan untuk membawa perdamaian, namun pelaksanaan gencatan senjata ini terus terancam dengan adanya penundaan yang dilakukan oleh Hamas.

Dalam pertempuran yang sudah merenggut lebih dari 48.000 nyawa, ketidakpastian masa depan membuat para pemimpin internasional semakin khawatir, Anadolu Ajansi melaporkan.

Badan-badan internasional, seperti Pengadilan Kriminal Internasional, juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap sejumlah pejabat Israel atas dugaan kejahatan perang.

Israel menghadapi tekanan besar untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, sementara Hamas tetap terlibat dalam negosiasi yang penuh ketegangan.

Pada saat yang sama, situasi ini membawa tantangan besar bagi Yordania dan Mesir, negara-negara yang berbatasan dengan Gaza.

Kedua negara ini menghindari menerima lebih banyak pengungsi Palestina dari Gaza, yang dapat memperburuk stabilitas politik dan sosial domestik mereka.

Baca juga: Sosok AKBP Jatmiko Kapolres Bireuen Diduga Bersekongkol dengan Istri Salah Gunakan Wewenang

Baca juga: Intelijen AS Bocorkan Waktu Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Fordow dan Natanz, Antara Waktu Ini 

Baca juga: Flash Celestiance SMAN Modal Bangsa Resmi dibuka, Kompetisi Bergengsi Dimulai

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved