Kupi Beungoh
Makkah, Kota Suci Penuh Berkah, Kota Pemersatu Umat
Semua muslim yang datang ke Makkah dengan dengan kalimat yang sama, tujuan yang ke Masjidil untuk beribadah di hadapan Ka'bah.
Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag
Menjelang bulan Ramadhan, banyak orang memenuhi Kota Makkah, untuk ber-Umrah. Tua, muda sampai anak-anak. Berbeda warna kulit, berbeda budaya dan suku bangsa.
Menggunakan bahasa yang berbeda, datang dari berbagai kota sampai dari pelosok desa. Dengan gaya yang berbeda, ada yang kaya, ada orang biasa, ada yang pejabat atau rakyat jelata.
Namun mereka datang dengan tujuan yang sama memenuhi panggilan Rabb-Nya, sama-sama beribadah dan berkumpul disatu kota yang penuh berkah "Makkah, Kota Suci Penuh Berkah, Kota Pemersatu Umat". Indah sekali ukhuwah dalam Islam. Lalu mengapa kita berpecah belah?
Umat Islam Itu Satu, Meski Mazhab Itu Banyak
Saling membantu dalam susah? Adakah yang boleh membuat umat Islam berpecah belah? Karena kepentingan politik, kepentingan kelompok, kepentingan pribadi, kita berselisih dengan sesama muslim? Berapa banyak kebaikan yang kita dapatkan dari berselisih dengan sesama muslim?
Bukankah itu akan membuat kita lemah, karena sibuk memikirkan bagaimana menjatuhkan dan menyingkirkan orang lain, sehingga tidak sempait berfikir bagaimana meningkatkan kualitas diri, tidak sempat memantaskan diri untuk urusan dunia dan membekali diri untuk kembali kepada Rabb.
Ada kewajiban dak'wah, ada kewajiban sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi, bukan merusak dan menghancurkan bumi, untuk kepentingan diri, kelompok atau golongan.
Ada kewajiban mempersiapkan generasi Islam agar dapat meneruskan Syari'at Islam hingga akhir zaman.
Ada kewajiban menjaga umat dan Syari'at dengan apapun status, jabatan, kedudukan sosial seorang muslim.
Bagaimana semua itu bisa dilakukan jika umat Islam berpecah belah? Umat pasti lemah meski jumlahnya banyak.
Sebagaimana nasehat Rasulullah berikut ini:
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
"Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Maka seseorang bertanya : ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” (Bahkan kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih mengapung). Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menimpakan dalam hati kalian penyakit Al-Wahn. Seseorang bertanya : ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahn itu?” Nabi shallallahu ’alaih wa sallam bersabda : ”Cinta dunia dan takut akan kematian." (HR. Abu Dawud, hadist no. 4297).
Makkah Kota Penuh Berkah
Datang dengan tujuan yang sama yaitu memenuhi panggilan Allah SWT beribadah di rumah Allah ( Baitullah), dengan lafadz yang sama setiap muslim menjawab panggilan RabbNya.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah Hadist, bahwasanya Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwasanya Talbiyah Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
Arab Latin: "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak."
Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu"
Semua muslim yang datang ke Makkah dengan dengan kalimat yang sama, tujuan yang ke Masjidil untuk beribadah di hadapan Ka'bah.
Siapa yang mampu melakukan ini semua? Siapa yang mampu menggerakkan mereka semua untuk datang ke Baitullah? Siapa yang mampu mengumpulkan mereka untuk datang ke Baitullah?
Sungguh tidak ada yang mampu kecuali RabbNya Allah SWT. Bukankah ini tidak mudah, butuh biaya yang banyak, pengorbanan waktu, tenaga, biaya yang besar, bahkan harus rela meninggalkan keluarga. Namun umat Islam berlomba-lomba mengunjungi Kota Makkah.
Kenapa mereka bisa berkumpul di tempat yang mulia dan berkah ini? Tanpa saling mengenal, satu dengan lainnya? Datang ke tempat yang sama dengan tujuan yang sama? Siapa yang mampu menyatukan hati-hati mereka, untuk dapat hadir di tempat yang sama, dalam waktu yang sama dengan tujuan yang sama?
Bukankah ini, nasehat, pelajaran penting lagi berharga bagi umat Islam bagaimana Allah mengajarkan umat Islam, boleh berbeda dalam urusan dan tanggungjawab apapun dalam urusan dunia, namun tujuan hidup tetap satu yaitu menyembah Allah SWT, menjadi Khalifah di muka bumi, memakmurkan bumi, sehinggga umat dan syari'at itu terjaga dengan baik sampai akhir zaman. Disinilah letak berkahnya Kota Makkah.
*) PENULIS adalah Dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.