Berita Kutaraja

Ruang Lingkup dan ISNU Aceh Tanam Mangrove di MPL Lampulo, Libatkan Ratusan Mahasiswa

Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Pemangku Mangrove Conservation Community, Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), serta DPRK Banda Aceh. 

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
TANAM MANGROVE - Ruang Lingkup bersama PW ISNU Aceh menggelar aksi penanaman mangrove bertajuk "Sinergi Alam dan Insan: Membangun Masa Depan Berkelanjutan" di Mangrove Park Lampulo (MPL), Banda Aceh, Selasa (22/2/2025). 

Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ruang Lingkup bersama PW ISNU Aceh menggelar aksi penanaman mangrove bertajuk “Sinergi Alam dan Insan: Membangun Masa Depan Berkelanjutan” di Mangrove Park Lampulo (MPL), Sabtu (22/2/2025). 

Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Pemangku Mangrove Conservation Community, Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), serta DPRK Banda Aceh

Kegiatan ini melibatkan 115 mahasiswa dari berbagai kampus di Banda Aceh dan Aceh Besar. 

Penanaman ini bertujuan menjaga ekosistem pesisir serta meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan akademisi dan masyarakat.

Perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Safrizal menyebutkan, bahwa kawasan Mangrove Park Lampulo merupakan ruang terbuka hijau yang disediakan di area Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo.

"Sepuluh persen dari kawasan pelabuhan dijadikan ruang terbuka hijau. MPL kini menjadi taman bersama yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menanam, meneliti, belajar, dan melakukan aksi lingkungan," kata Safrizal.

Selain menjadi kawasan ekowisata, MPL juga berfungsi sebagai pusat edukasi lingkungan di Banda Aceh.

Anggota Dewan Pakar PW ISNU Aceh, Dr Abd Mujahid Hamdan, MSc menekankan, bahwa Krueng Aceh dan sekitarnya merupakan situs bersejarah yang perlu dilindungi dari dampak urbanisasi dan pencemaran lingkungan.

"Kami telah melakukan riset di muara Krueng Aceh dan ekosistem mangrove di sekitarnya,” ujar dia. 

“Hutan bakau di wilayah ini berperan sebagai benteng utama dalam menyaring polutan sebelum masuk ke laut," ujar Mujahid.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FST UIN Ar-Raniry ini juga menjelaskan bahwa polutan yang masuk ke laut, seperti mikroplastik dan logam berat, berasal dari aktivitas manusia di perkotaan.

Oleh karena itu, menanam mangrove bukan hanya sekadar aksi lingkungan, tetapi juga bagian dari upaya pelestarian situs sejarah dan ekosistem pesisir.

Sementara, Founder Ruang Lingkup, Harir Rizky Tallah mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam aksi tersebut.

"Setiap bibit mangrove yang kita tanam hari ini bukan sekadar tumbuhan, tetapi juga harapan untuk masa depan pesisir Aceh,” papar dia. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved