Kesehatan

Ramadhan di Depan Mata, dr Boyke Ungkap Manfaat Puasa untuk Ibu Hamil & Janin : Bagi yang Sanggup

Menurut dr Boyke, adapun manfaat puasa bagi ibu hamil bukanlah dari sisi kesehatan melainkan manfaat yang diperoleh dari sisi psikologis.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Agus Ramadhan
YouTube Kacamata dr Boyke
Seksolog dr Boyke mengungkap manfaat puasa bagi ibu hamil dari sisi psikologis, Selasa (25/2/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Dalam bulan suci Ramadan, puasa tidak hanya menjadi ibadah yang wajib bagi umat Muslim, tetapi juga bisa memberikan manfaat kesehatan, termasuk bagi ibu hamil.

Menurut dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, puasa selama kehamilan dapat memberikan berbagai manfaat positif bagi ibu dan janin, asalkan dilakukan dengan kondisi tubuh yang memungkinkan dan sesuai petunjuk medis.

Pada beberapa situasi, memang ada kondisi yang tidak memungkinkan ibu hamil untuk puasa.

Meski begitu, ada juga ibu hamil yang boleh berpuasa jika dia sanggup mengerjakannya.

Dikutip Serambinews.com dari Boykepedia di kanal Video.com, Senin (25/2/2025), dr Boyke mengatakan, adapun manfaat puasa bagi ibu hamil bukanlah dari sisi kesehatan melainkan manfaat yang diperoleh dari sisi psikologis.

"Ya kalau dokter mengatakan manfaatnya bukan manfaat dari sisi kesehatan, karena kalau secara kesehatan sih asupan-asupan gizinya harus continue, harus cukup, tapi ini lebih manfaatnya ke nilai ibadahnya," kata dr Boyke. 

Baca juga: Tuba Non Paten, Apakah Bisa Punya Anak? Begini Penjelasan Seksolog dr Boyke

Sebelum membahas soal manfaat puasa bagi ibu hamil dan janin, perlu diketahui bahwa dr Boyke menegaskan, wanita hamil harus sehat secara fisik dan psikologi.

Jadi kalau memang anda tidak bisa berpuasa karena kondisi muntah berlebihan atau tidak dianjurkan dokter untuk berpuasa karena berat badang janin kurang, sebaiknya tidak berpuasa dulu. 

Tetapi kalau anda sanggup menjalankan puasa, maka tak ada salahnya menjalankan ibadah setahun sekali ini.

Adapun manfaat yang diperoleh adalah mendapatkan manfaat psikologis bagi ibu hamil dan janin.

Kata dr Boyke, seorang wanita hamil yang berpuasa, dia akan jauh merasa lebih tenang jiwanya. 

Ketenangan ini semakin bertambah jika anda memaksimalkan ibadah dalam bulan Ramadhan, misalnya selain mengerjakan ibadah wajib, anda juga mengerjakan ibadah sunnah lainnya.

Baca juga: Jamu Kuat Berisiko Merusak Ginjal, Ini Cara Aman Agar Laki-Laki Tetap Bugar dan Perkasa ala dr Boyke

Ketenangan ini juga dirasakan oleh janin, sehingga lebih tenang.

"Itu semua mengandung nilai-nilai beribadah kepada Tuhan sehingga kita berharap karena ada piskologis hubungan antara ibu dan janin, maka dengan berpuasa itu si janin akan mejadi lebih tenang," sambung dr Boyke.

Ia juga mengungkap beberapa penelitian juga membuktikan, jika seorang ibu hamil berpuasa, maka bayi yang dikandungannya juga mengerti, sehingga kelak jika bayi dilahirkan dia memiliki sikap yang tenang.

"Itu terjadi karena pengaruh psikologis dari puasa," timpal dr Boyke.

Manfaat puasa akan semakin maksimal jika ibu hamil mengerjakan ibadah yang tak dilakukan di hari biasanya, seperti tadarus, shalat tarawih dan berzikir di masjid.

Usahakan, jika anda mengerjakan ibadah ini sembari memegang perut sehingga bayi bisa merasakan dan mendengar.

Baca juga: Seksolog dr Boyke Ungkap Alasan kenapa Sebaiknya Hamil di Bawah Usia 35 Tahun

Suara mengaji dan dzikir yang dilantunkan secara tidak langsung dapat dirasakan oleh janin yang berada di kandungan.

Dengan cara tersebut, bayi di kandungan dipercaya bisa mendengarkan suara-suara dzikir, maka dari itu si ibu dan bayinya juga lebih tenang. 

"Pengaruh puasa itu juga mengikuti kegiatan yang tidak ada pada hari-hari biasanya seperti shalat tarawih, tadarus dan dzikir di masjid. Itukan secara psikologis ketika kita zikir dan perutnya dipegang si bayinya sudah bisa mendengarkan suara dzikir dan sebagainya maka si ibu akan lebih tenag dan si bayi juga lebih tenang," tambah dr Boyke.

Oleh karena itu, kalau memang ibu hamil kuat secara fisik menjalankan ibadah puasa, maka berpuasalah.

"Efek psikologis bagi pertumbuhan janin sangat bagus terutama pada pertumbuhan mentalnya," pungkas dr Boyke.

Baca juga: Seksolog dr Boyke Ungkap Tiga Rahasia Cepat Hamil untuk Pasutri yang Menanti Momongan, Manjur!

Tiga Tanda Ibu Hamil Perlu Membatalkan Puasa

Dalam Islam, ibu hamil merupakan golongan yang tidak diwajibkan untuk berpuasa dan diperbolehkan untuk menggantinya dengan membayar fidyah.

Meski tidak diwajibkan, tak ada salahnya ibu hamil berpuasa selagi yakin dirinya kuat menjalankannya.

Namun, ada baiknya ibu hamil mengetahui tanda-tanda yang perlu membatalkan puasa. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi di tengah perjalanan puasa mengalami hal tak terduga misalnya muntah, lemas atau sesak.

Ahli kandungan dan kebidanan, dr Boyke Dian Nugraha Sp OG mengungkap ada beberapa tanda ibu hamil atau bumil yang perlu membatalkan puasa!

Dikutip dari program Boykepedia di kanal Video.com pada Jumat (25/2/2025), dr Boyke mengatakan, ada beberapa kondisi dimana ibu hamil harus segera berbuka dan jangan ragu untuk membatalkan puasanya.

Tidak dianjurkan ibu hamil menunda waktu berbuka alih-alih mempertimbangkan waktu berbuka yang tak lama lagi.

Beberapa Kondisi yang Membuat Bumil Sebaiknya Membatalkan Puasa
Tidak ada yang salah dengan tetap berikhtiar menjalankan ibadah puasa selama kehamilan.

Namun, ada baiknya ibu menanyakan kondisi kehamilan kepada dokter supaya kesehatan ibu dan janin tetap terjaga. Yuk, simak di sini tanda bumil perlu membatalkan puasa!

1. Terasa Mau Jatuh

dr Boyke mengatakan, jika ibu hamil gara-gara puasa terasa lemas lalu ketika ingin bangkit dari suatu tempat terasa pusing dan ingin jatuh, sebaiknya ibu hamil segera membtalkan puasa.

"Kalau ibu hamil itu gara-gara berpuasa baru mau bangun aja mau jatuh maka harus batalkan puasa," kata dr Boyke.

2. Asma Kambuh

Ibu hamil mungkin mempunyai penyakit bawaan, satu diantaranya misalnya asma, ada baiknya segera membatalkan puasa.

"Kondisi kalau ibu hamil itu yang sedang berpuasa tiba-tiba asmanya kambuh karena dia punya penyakit ini sebelumnya, itu juga harus membatalkan puasa," sambung dr Boyke.

3. Muntah

Muntah dan mual adalah situasi yang biasa dialami oleh ibu hamil.

Namun, kalau kondisinya sudah sangat mengganggu dan menghambat aktivitas bahkan sampai membuat lemas.

Kondisi ini semakin berisiko jika ibu tengah hamil muda, apalagi muntahnya banyak, maka ada baiknya ibu hamil membatalkan puasa.

Kondisi lainnya yang memungkinkan ibu hamil segera membatalkan puasa adalah disertai masuk angin hingga keluar keringat dingin.

Menurut dr Boyke, kondisi-kondisi seperti itu perlu diwaspadai dan jangan memaksakan diri untuk berpuasa.

Kemudian kondisi yang terpenting adalah kalau tiba-tiba terasa mules padahal belum waktunya melahirkan, tiba-tiba perut terasa tegang padahal belum waktunya melahirkan, maka ibu hamil segera membatalkan puasa.

Kondisi tersebut menandakan terjadinya kontraksi yang berlebihan.

Jangan lupa setelah anda membatalkan puasa, dianjurkan segera menghubungi dokter kandungan untuk berkonsultasi bahwasanya telah terjadi sesuatu pada janin anda saat menjalankan puasa.

Tanyakan juga pada dokter dengan kondisi seperti itu apakah anda tetap bisa melanjutkan puasa atau tidak di kemudian hari.

Kalaupun diperbolehkan puasa, tanyakan pula syarat-syarat apa yang harus anda lakukan.

"Itu adalah kondisi-kondisi yang harus anda batalkan puasa dan harus anda lakukan ketika anda memebatalkan puasa," timpal dr Boyke.

dr Boyke menegaskan, memang puasa adalah ibadah tetapi jangan sampai puasa tersebut dapat menyiksa janin, membuatnya haus dan menderita termasuk ibunya.

Terakhir, penting sekali bagi ibu hamil yang ingi berkonsultasi dengan dokter dan ajak suami. 

"Dengan diajaknya suami dia bisa mengingatkan apa kata dokter itu, jadi ada pertimbangan-pertimbangan untuk bisa menjalankan puasa atau tidak menjalankan puasa," pungkas dr Boyke. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved