Breaking News

Gempa Dahsyat Myanmar: Ternyata Ini Penyebabnya dan Alasan Menara di Bangkok Runtuh

Semakin besar area patahan yang bergerak, semakin besar gempa yang terjadi. Di wilayah ini, setidaknya ada enam gempa dengan kekuatan 7 atau lebih yan

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Youtube
GEMPA BUMI BESAR MYANMAR - Gempa mengguncang Myanmar dengan kekuatan magnitudo 7,7, Jumat(28/3/2025). 

SERAMBINEWS.COM-Pada hari Jumat (28/3/2025), Myanmar dilanda gempa bumi besar yang mengakibatkan lebih dari 1.600 orang tewas dan meruntuhkan banyak bangunan.

Meskipun Myanmar berada di kawasan yang rawan gempa, Thailand dan China yang juga terkena dampak gempa, sebenarnya tidak terletak di zona gempa aktif.

Bahkan, ibu kota Thailand, Bangkok, yang terletak lebih dari 1.000 km dari pusat gempa, mengalami kerusakan dengan runtuhnya sebuah gedung tinggi yang sedang dalam tahap pembangunan.

Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan gempa ini, dan mengapa gempa tersebut bisa dirasakan sangat jauh, bahkan menyebabkan kerusakan di tempat yang jauh dari pusat gempa seperti Bangkok? Mari kita simak penjelasannya.

Apa yang Menyebabkan Gempa Bumi?

Bumi kita memiliki lapisan-lapisan yang disebut lempeng tektonik, yang terus bergerak. Beberapa lempeng bergerak saling mendekat, sementara yang lain bergerak saling menjauh. Gerakan-gerakan inilah yang menyebabkan gempa bumi dan gunung berapi.

Dilansir dari BBC News (29/3/2025), Myanmar terletak di atas pertemuan empat lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng India, lempeng Sunda, dan lempeng mikro Burma.

 Negara ini termasuk wilayah yang sangat "aktif" secara geologis, yang berarti sering terjadi pergeseran pada lempeng-lempeng tektoniknya.

Misalnya, Pegunungan Himalaya terbentuk akibat pertemuan antara lempeng India dan lempeng Eurasia. Begitu juga dengan Tsunami 2004 yang terjadi akibat pergeseran lempeng India yang bergerak di bawah lempeng mikro Burma.

Dr. Rebecca Bell, seorang ahli tektonik dari Imperial College London, menjelaskan bahwa gerakan lempeng-lempeng ini menciptakan retakan di batuan yang disebut patahan.

Salah satu patahan besar di Myanmar adalah Patahan Sagaing, yang membelah negara ini dari utara ke selatan sepanjang lebih dari 1.200 km.

Data awal menunjukkan bahwa gempa berkekuatan 7,7 skala Richter pada Jumat lalu disebabkan oleh pergerakan "strike-slip" di patahan ini, yang berarti dua blok batu bergerak secara horizontal, saling bergesekan.

Ketika gesekan antar lempeng ini akhirnya terlepas, terjadilah gempa bumi yang besar.

Baca juga: Ketahui Resiko Bayi Dicium Sembarangan Saat Kumpul Lebaran, Batasi Kontak Langsung

Mengapa Gempa Ini Dirasakan Begitu Jauh?

Gempa bumi dapat terjadi hingga kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi, namun gempa kali ini hanya terjadi pada kedalaman 10 km, yang tergolong dangkal. Semakin dangkal gempa, semakin besar getaran yang terasa di permukaan.

Gempa ini juga sangat kuat, dengan kekuatan 7,7 skala Richter, menghasilkan energi yang sangat besar lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Menurut Dr. Bell, jenis patahan yang terjadi juga berperan dalam besar dan luasnya dampak gempa ini. Patahan yang panjang dan lurus memungkinkan gempa tersebut terjadi di area yang sangat luas.

Semakin besar area patahan yang bergerak, semakin besar gempa yang terjadi.

Di wilayah ini, setidaknya ada enam gempa dengan kekuatan 7 atau lebih yang tercatat sepanjang abad terakhir.

Bagaimana gempa bumi ini terasa di permukaan juga bergantung pada jenis tanah tempat gempa itu terjadi.

Tanah lunak, seperti yang ada di Bangkok, dapat memperbesar getaran seismik. Gelombang gempa akan melambat dan menumpuk saat melewati tanah lunak, yang membuat guncangan terasa lebih kuat.

 Inilah mengapa meskipun Bangkok jauh dari pusat gempa, getaran yang dirasakannya bisa sangat kuat.

Baca juga: Gempa 7,7 SR Guncang Myanmar dan Thailand, Kerusakan Masif, Warga Tetap Harus Waspada Gempa Susulan!

Mengapa Hanya Satu Gedung Pencakar Langit yang Runtuh di Bangkok?

Di Bangkok, banyak gedung tinggi bergoyang hebat akibat gempa, dan salah satunya bahkan runtuh.

 Gedung yang roboh itu adalah kantor pusat auditor jenderal yang sedang dibangun di distrik Chatuchak.

 Meskipun banyak gedung lainnya yang bergoyang, hanya satu yang runtuh.

Dr. Christian Málaga-Chuquitaype, seorang ahli teknik gempa dari Imperial College London, menjelaskan bahwa sebelum tahun 2009, Bangkok tidak memiliki peraturan bangunan yang cukup ketat terkait konstruksi bangunan tahan gempa.

Oleh karena itu, bangunan lama di Bangkok mungkin sangat rentan terhadap gempa. Bangunan tahan gempa memang lebih mahal untuk dibangun, dan karena Thailand tidak sering mengalami gempa bumi besar, bangunan-bangunan lama tidak didesain untuk menahan guncangan besar seperti ini.

Namun, gedung yang runtuh di Bangkok adalah bangunan baru yang masih dalam tahap pembangunan.

Menurut Prof. Amorn Pimarnmas, presiden Asosiasi Insinyur Struktur Thailand, meskipun Thailand sudah memiliki peraturan tentang bangunan tahan gempa di 43 provinsi, hanya sekitar 10 persen bangunan yang diperkirakan benar-benar tahan terhadap gempa.

Selain itu, tanah lunak yang ada di Bangkok juga memperburuk situasi.

Tanah lunak bisa memperkuat getaran gempa, meningkatkan kekuatan guncangan hingga tiga atau empat kali lipat.

Hal ini bisa menyebabkan kerusakan lebih parah pada bangunan, seperti yang terjadi pada gedung yang runtuh itu.

Dr. Pimarnmas juga menyebutkan bahwa faktor lain seperti kualitas material bangunan (beton dan tulangan) dan kesalahan dalam sistem struktur gedung bisa berperan dalam keruntuhan tersebut.

Sistem konstruksi "pelat datar" yang digunakan dalam bangunan itu di mana lantai hanya ditopang oleh kolom tanpa adanya penopang horizontal dikenal tidak tahan terhadap gempa dan rentan runtuh secara tiba-tiba.

Gempa besar yang mengguncang Myanmar ini menimbulkan dampak yang sangat luas, tidak hanya di Myanmar, tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Thailand dan China.

Faktor-faktor seperti kedalaman gempa yang dangkal, ukuran patahan yang besar, dan kondisi geologi tanah di daerah yang terdampak berperan besar dalam besarnya guncangan yang dirasakan bahkan jauh dari pusat gempa.

 Selain itu, kondisi bangunan di Bangkok yang tidak sepenuhnya tahan gempa juga menyebabkan kerusakan yang parah pada gedung yang runtuh.

Bencana ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya kesiapsiagaan terhadap gempa, terutama di wilayah yang rawan seperti Asia Tenggara.

Baca juga: Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Lebih dari 1.600 Tewas , Dunia Bahu-Membahu Kirim Bantuan!

(Serambinews.com/ Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved