Idul Fitri 1446 H

Jadi Masbuk saat Shalat Idul Fitri, Haruskah Mengulangi Takbir Sebanyak 7 dan 5 Kali? Ini Kata UAS

Lantas, bagaimana hukum mengulangi takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua bagi makmum yang masbuk?

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
INSTAGRAM/@ustadzabdulsomad_official
USTADZ ABDUL SOMAD - Ustad Abdul Somad saat mengisi kajian dalam Tabligh Akbar Tarhib Ramadhan di Masjid Baiturrahman, Bandung. 

Jadi Masbuk saat Shalat Idul Fitri, Haruskah Mengulangi Takbir Sebanyak 7 dan 5 Kali? Ini Kata UAS

SERAMBINEWS.COM – Begini penjelasan Ustadz Abdul Somas (UAS) jika seseorang terlambat datang dan menjadi masbuk dalam melaksanakan Shalat Idul Fitri.

Ada kalanya jamaah yang datang terlambat atau masbuk saat shalat dimulai.

Lantas, bagaimana hukum mengulangi takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua bagi makmum yang masbuk?

Persoalan tersebut sudah dijelaskan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam kajiannya.

Shalat Idul Fitri adalah salah satu shalat yang hanya dikejakan pada 1 Syawal di pagi hari raya Idul Fitri.

Shalat Ied berbeda dengan shalat sunnah lainnya, terutama dari cara melaksanakan, bahkan hukum mengerjakannya adalah sunnah muakkad.

Pelaksanaan shalat Idul Fitri bisa dikerjakan di masjid atau di tanah lapang secara berjamaah.

Waktu pelaksanaanya adalah antara pukul 7.00 hingga 8.00 pagi waktu setempat.

Namun, bagaimana hukumnya jika seseorang terlambat mengikuti shalat Idul Fitri?

“Lailahaillallah. shalat ied pun terlambat,“ kata Ustadz Abdul Somad mengawali jawabannya dari pertannyaan tersebut.

UAS pun menjelaskan jika seseorang telah sampai di tanah lapang atau masjid dan imam sudah dirikan shalat serta takbir lima kali, maka orang tersebut dapat mengikuti imam atau masbuk.

Masbuk merupakan sebutan makmum yang datang terlambat mengikuti saat salat berjamaah.

“Jadi kalau sampai ke tanah lapang, imamnya sudah takbir yang kelima, ‘allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar’, maka masbuk tadi tidak perlu mengulang takbir dan ikuti imam saja,” terang UAS.

Namun, bagaimana seseorang tiba di tempat shalat tapi imam sudah tasyahud akhir?

UAS pun menjawab maka seseorang itu harus berdiri tegak dan takbir tujuh dan lima kali di setiap rakaatnya.

“Maka dia habis salam langsung berdiri tegak, dibuatnya takbir tujuh dengan lima. Sendiri dia,” jelas UAS.

Lalu, bagaimana jika seseorang sampai ke tanah lapang atau masjid tersebut, para jamaah sudah pulang.

UAS pun mengatakan bahwa orang itu harus mencari tanah lapang atau masjid lainnya yang masih mengerjakan shalat.

Namun, jika ternyata seluruh tempat telah melaksanakan shalat ied, maka orang itu boleh mengerjakan shalat ied sendirian.

“Maka dalam kitab Al-Umm, induk fiqih yang ditulis oleh Imam Muhammad bin Idris As-Syafii boleh shalat sendiri. Tapi mazhab Hambali tidak setuju,”jelasnya

Namun, UAS mengatakan mazhab Syafi’i dalam Kitab Al-Umm boleh shalat sendirian bagi yang musafir.

Panduan Lengkap Tata Cara Shalat Idul Fitri

1. Membaca niat.

Lafaz niat shalat  Idul Fitri sebagai makmum adalah:

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan ‘iidil fithri rak’ataini ma’muuman lillaahi ta’aalaa

Artinya: Aku berniat shalat sunnah  Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum) karena Allah ta’ala.

Sementara bila jadi imam, lafaz niat shalat Idul Fitri adalah:

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan ‘iidil fithri rak’ataini imaaman lillaahi ta’aalaa

Artinya: Saya niat shalat sunah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah Taala.

2. Setelah melafazkan niat shalat Idul Fitri, kemudian membaca takbiratul ihram (الله أكبر/Allahuakbar) sambil mengangkat kedua tangan.

3. Lalu membaca doa iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

“Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin.

Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.

Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

4. Membaca takbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallahu akbar.

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.

5. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

6. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

7. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan.

Di luar takbir saat berdiri ( takbir qiyam) dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallahu akbar.

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.

8. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

9. Ruku, sujud, dan seterusnya hingga salam.

10. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah  Idul Fitri.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved