Gempa Myanmar

Update Gempa Myanmar: Lebih dari 2000 Orang Tewas, ‘Waktu Keemasan’ Berakhir: Korban Jiwa Bertambah

72 jam pertama setelah bencana dianggap "waktu emas" untuk mencapai dan menyelamatkan korban yang terjebak. Setelah waktu ini, peluang hidup tipis.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
X @Unicef
BANGUNAN HANCUR - Gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar membuat sebuah bangunan bertingkat hancur dan roboh pada Jumat (28/3/2025). 

Setelah waktu ini, peluang untuk bertahan hidup rendah karena korban menjadi kelelahan akibat kekurangan air minum.

Situasi Sulit

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin menyerukan pendanaan mendesak dan mengaktifkan “darurat level 3” – level tertinggi dalam skala respons – untuk gempa bumi di Myanmar.

WHO mengatakan pihaknya mengimbau bantuan sekitar USD 8 juta untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mendesak di Myanmar selama 30 hari ke depan.

“Tanpa pendanaan segera, banyak orang mungkin meninggal,” kata WHO

Seraya mencatat bahwa gempa bumi 28 Maret 2025 telah membuat fasilitas perawatan kesehatan di Myanmar kewalahan.

Setidaknya tiga rumah sakit di Myanmar rusak parah dan 22 rumah sakit lainnya rusak sebagian setelah gempa bumi, menurut WHO.

Pada Senin, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa tingkat korban di Myanmar “belum sepenuhnya dinilai” dan jumlah korban “akan meningkat”.

PBB juga segera mengirimkan bantuan kepada sekitar 23.000 korban selamat gempa bumi di Myanmar tengah.

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa tiga kota, Nyaungshwe, Kalaw dan Pinlaung, adalah yang paling parah terkena dampak gempa bumi di Myanmar.

“Ribuan orang di wilayah ini masih tidur di jalanan pada malam hari akibat rumah yang rusak dan kekhawatiran akan adanya gempa susulan,” kata OCHA.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved