Peran 2 Anggota TNI Terlibat Pengeroyokan 3 Polisi di Muna Barat Terungkap, Ini Hasil Pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan oleh Satreskrim Polres Muna, enam warga sipil dijadikan tersangka, termasuk seorang anak di bawah umur.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
DUA OKNUM TNI : Dua oknum anggota TNI diamankan Polisi Militer usai diduga terlibat dalam insiden penyerangan dan penganiayaan tiga anggota Polri di Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Senin (31/3/2025). Penganiayaan terjadi pada malam takbiran Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Minggu (30/3/2025) malam, juga dilakukan oleh 9 warga sipil. 

Tiga anggota polisi yang menjadi korban tersebut yakni Bripda H dan Briptu RS personel Polsek Tiworo Tengah, dan Bripda AMP anggota Brimobda Sultra.

PENGANIYAAN - Polres Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan enam tersangka atas kasus penganiayaan terhadap tiga anggota polisi saat tugas pengamanan takbiran Idulfitri 1446  Hijriah/2025 Masehi. Sebelumnya Polres Muna mengamankan sembilan warga sipil yang terlibat dalam tindak penganiyaan tersebut.
PENGANIYAAN - Polres Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan enam tersangka atas kasus penganiayaan terhadap tiga anggota polisi saat tugas pengamanan takbiran Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. Sebelumnya Polres Muna mengamankan sembilan warga sipil yang terlibat dalam tindak penganiyaan tersebut. (Istimewa)

Baca juga: 6 Pengeroyok Polisi di Muna Barat Sempat Tenggak Miras, Begini Nasib 2 Oknum TNI yang Terlibat

Kata Danrem soal Pemicu Penganiayaan 3 Polisi di Muna Barat yang Libatkan 2 Oknum TNI

Komando Resort Militer atau Korem 143/Halu Oleo buka suara soal kasus dikeroyoknya tiga anggota polisi di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). 

Penganiayaan yang diduga juga melibatkan dua oknum TNI itu terjadi di depan Gerbang masuk Polsek Tiworo Tengah yang terletak di Desa Wapae, Kecamatan Tiworo Tengah, Muna Barat, Senin (31/3/2025).

Tiga anggota polisi yang menjadi korban penganiayaan antara lain Bripda H dan Briptu RS, personel Polsek Tiworo Tengah, serta Bripda AMP, anggota Brimobda Sultra.

Komandan Korem (Danrem) 143/ Halu Oleo, Brigjen TNI Raden Wahyu Sugiarto, memastikan tidak ada perlindungan bagi prajurit yang bersalah.

"Kita tidak akan melindungi prajurit yang terbukti bersalah atau melakukan pelanggaran, dan melihat rangkaian dalam kejadian ini memang ada pelanggaran," kata Wahyu pada Selasa (1/4/2025), dilansir TribunnewsSultra.com.

Baca juga: Terungkap Awal Mula 3 Polisi di Muna Barat Dianiaya, 2 Oknum TNI Ditangkap

Menurut Wahyu, insiden tersebut dipicu oleh kesalahpahaman yang seharusnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin.

"Sebetulnya hal ini dapat diselesaikan tetapi  memang banyak orang sehingga ada sifat arogansi muncul, yang jelas kami pasti proses," tandasnya.

Awal Mula
Pengeroyokan ini bermula saat para personel kepolisian melakukan pengamanan malam takbiran menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah.

Kasi Humas Polres Muna, Ipda Bahruddin, mengungkapkan awalnya aparat kepolisian menegur pemotor gunakan knalpot brong yang digeber-geber depan Polsek.

"Awalnya anggota menegur pemotor yang beberapa kali menggeber knalpot racingnya depan Polsek, hingga akhirnya ditegur oleh anggota," ujar Bahruddin pada Senin (31/3/2025).

Tak berhenti di situ, ternyata warga tersebut melawan dan membawa kelompoknya hingga akhirnya pengeroyokan tak bisa terelakan.

Akibatnya, dua polisi mendapat perawatan medis, sedangkan satu personel harus dilarikan ke RSUD Muna Barat untuk mendapat pertolongan medis.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved