Gempa Myanmar

Reaksi China Usai Tim Medisnya Ditembaki oleh Militer Myanmar saat Cari Korban Gempa

Ia mengakui bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan ke konvoi bantuan Palang Merah China.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
X @Unicef
BANGUNAN HANCUR - Gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar membuat sebuah bangunan bertingkat hancur dan roboh pada Jumat (28/3/2025). 

Namun, pada tanggal 1 April, aliansi pemberontak besar di Myanmar mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk mendukung upaya kemanusiaan, menurut Reuters.

Sementara itu, lembaga-lembaga bantuan telah memperbarui skala kehancuran dan krisis kesehatan yang terus meningkat di Myanmar tengah, dengan rumah sakit kewalahan, obat-obatan terbatas, dan risiko penyakit yang ditularkan melalui air meningkat.

Direktur Komite Penyelamatan Internasional di Myanmar, Mohamed Riyas, mengatakan kebutuhan kemanusiaan sangat mendesak.

"Mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu untuk memahami sepenuhnya seberapa besar kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi ini karena komunikasi terputus dan transportasi terganggu."

"Masyarakat membutuhkan perawatan medis yang mendesak, air minum bersih, tempat berteduh, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya,”

“Penyediaan layanan perawatan kesehatan yang menyelamatkan nyawa sangatlah penting," tegas pejabat tersebut.

Di kota Mandalay, sekitar 500 bangunan runtuh total dan 800 lainnya hancur sebagian, menurut Mikhael De Souza, koordinator lapangan di Myanmar untuk badan bantuan medis MSF.

"Banyak orang masih hidup di alam terbuka dalam kondisi yang buruk. Kekurangan air menimbulkan masalah kelangsungan hidup yang serius," katanya.

Di negara tetangga Thailand, jumlah korban tewas akibat gempa bumi telah meningkat menjadi 22, sementara upaya pencarian korban di reruntuhan gedung 30 lantai yang sedang dibangun di ibu kota Bangkok memasuki hari kelima.

Peralatan berat telah dikerahkan untuk menerobos 100 ton beton dengan harapan menemukan korban selamat pertama di bawah reruntuhan yang telah menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan 72 orang hilang.

"Pencarian korban selamat terus berlanjut tetapi kami mengubah taktik," kata Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt.

"Kami sedang membuat jalan agar tim penyelamat bisa masuk ke dalam," katanya.

Indonesia kirim bantuan

Sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, pemerintah Indonesia mengirimkan tim bantuan untuk membantu proses evakuasi dan penanganan korban.

Bantuan yang dikirim mencakup tenaga SAR, tim medis darurat (Emergency Medical Team) untuk memberikan pertolongan pertama, serta bantuan logistik senilai 1 juta dollar AS (setara Rp 16 miliar).

Bantuan logistik tersebut terdiri dari obat-obatan, makanan, tempat penampungan sementara, dan penyuling air bersih.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved