Berita Abdya
Wabup Abdya Sidak Dini Hari, Ternyata Tak Ada Rawat Inap di Puskesmas Blangpidie, Ini Kata Kadiskes
Dalam sidak itu, Zaman Akli, didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teungku Peukan, dr Ismail Muhammad, dan anggota Dewan Perwakilan Rakya
Dalam sidak itu, Zaman Akli, didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teungku Peukan, dr Ismail Muhammad, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Abdya, Kasyful Wara, dan Muhibpudin.
Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Zaman Akli SSos, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Puskesmas Blangpidie, Senin (21/4/2025) sekitar pukul 00.30 WIB tengah malam.
Dalam sidak itu, Zaman Akli, didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teungku Peukan, dr Ismail Muhammad, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Abdya, Kasyful Wara, dan Muhibpudin.
"Sidak ini kita lakukan untuk melihat langsung proses layanan kesehatan di Puskesmas, apakah berjalan baik atau tidak, sehingga layanan kesehatan kepada masyarakat bisa berjalan maksimal," kata Zaman Akli kepada Serambinews.com, Minggu (21/4/2025).
Setiba di Puskesmas, Zaman Akli, terpaksa mengetuk pintu depan Puskesmas hampir setengah jam lamanya. Sebab pintunya di kunci dari dalam. Bahkan ia berulang kali menekan bel, namun belnya juga rusak.
"Hampir setengah jam kita ketuk pintu Puskesman karena dikunci dari dalam, belnya juga rusak.
Ini aneh menurut kami, karena Puskesmas yang berada di tengah kota tidak melakukan pelayanan 24 jam. Kalau ada orang sakit bagimana? Apalagi Puskesmas ini berstatus rawat inap," tutur Zaman Akli.
Baca juga: Eks Anggota DPRA Terpilih Keuchik Gampong Neulop, Tiga Calon Ikut Kawal Perhitungan Suara
Setelah dilakukan kroscek, kata Zaman Akli, ternyata yang piket di Puskesmas Blangpidie semuanya perempuan, itu pun dua orang anak bakti, satu orang PNS, dan satu dokter jaga.
"Anehnya absen piket juga tidak ada. Yang piket semuanya perempuan. Waktu kita datang, dokternya sudah pulang, menurut pengakuannya, karena anaknya sakit.
Ini bisa kita maklumi. Namun, yang lebih sedih lagi, petugas piket hanya diberikan Rp 12 ribu per sekali piket,” jelas Zaman Akli.
Alasan lain yang ditemukan kenapa pintu Puskesmas ditutup, karena ada seorang laki-laki yang kerap datang ke Puskesmas dengan mengaku-ngaku pasien.
“Si laki-laki ini sering datang ke Puskesmas saat malam, alasannya sakit.
Padahal tidak, sehingga membuat yang piket jadi takut, ditambah lagi tidak ada Satpam di Puskesmas. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kami bersama Pak Safaruddin untuk kita benahi ke depannya,” kata Zaman Akli.
Baca juga: Warga Kepala Bandar Demo ke Kantor DPRK Abdya, Tuntut Keuchik Diberhentikan
Kemudian, yang membuat orang nomor dua di Abdya itu tidak habis pikir, Puskesmas yang berstatus rawat inap ternyata hanya sebatas nama dan bangunan megah.
Pasalnya, hingga kini Puskesmas Blangpidie tidak melayani pasien rawat inap.
“Ini akan kita evaluasi, nanti saya akan komunikan dengan Pak Bupati agar hal-hal seperti ini harus segera kita benahi.
Begitu juga dengan Puskesmas lain, kita minta agar tidak main-main dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tegas Zaman Akli.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Abdya atau Kadiskes, Safliati saat dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan bahwa Puskesmas Blangpidie tidak melayani rawat inap, karena terkendala beberapa hal.
“Benar, Puskesmas Blangpidie statusnya rawat inap, tapi sekarang cuma melayani rawat jalan, karena ada kendala-kendala yang tidak memungkinkan melayani pasien rawat inap,” kata Safliati.
Baca juga: BREAKING NEWS - Seratusan Mahasiswa UIN & USK Geruduk Gedung DPRA, Tuntut Reformasi Sektor Keamanan
Kendalanya, sebut Safliati, Puskesmas Blangpidie tidak mencukupi ruangan. Dulunya. Ia sudah meminta kepada pimpinan agar ruangan rawat inap ditempatkan di gedung belakang.
“Ruangannya tidak mencukupi, itu yang menjadi kendalanya. Tahun lalu kami sudah minta ke pimpinan untuk membuat ruang rawat inap di gedung belakang,” ujarnya.
Dulu, sambung Safliati, rencana pembangunan Puskesmas Blangpidie ini sampai ke belakang, karena atas arahan pimpinan gedung yang ada di belakang agar tidak di rusak.
“Akhirnya gedung itu tidak terpakai juga,” ujarnya.
Pada tahun 2024 lalu, kata Safliati, pihaknya sudah mendapat anggaran untuk membuat ruangan rawat inap di gedung belakang, namun gagal, karena ada arahan untuk melakukan saving anggaran.
“Padahal waktu itu konsultan sudah turun ke lokasi termasuk melakukan penghitungan. Karena anggarannya di saving, akhirnya tidak terbangun.
Padahal kita ingin melakukan pengembangan di gedung belakang agar menjadi ruangan rawat inap, tiga atau empat kamar. Untuk tahun 2026 nanti kita coba lagi usulkan anggarannya,” ujar Safliati.
Baca juga: UMPTKIN 2025 Dibuka Besok! Cek Segini Daya Tampung UIN Sumut, Riau, Padang, Banda Aceh dan Bandung
Dengan status rawat inap tapi hanya melayani rawat jalan, sebut Safliati, tidak mungkin Instalasi Gawat Darurat (IGD) ditutup, sebab akan berdampak pada masyarakat, terutama jika terjadinya kecelakaan.
Kemudian, perubahan statusnya juga harus ke pusat.
“Nanti kalau misalkan kita ubah jadi rawat jalan, kan sayang, karena statusnya rawat inap. Habis itu pada hari Sabtu dan Minggu juga harus tutup karena statusnya bukan rawat inap,” tuturnya.
Safliati mengaku, masalah ini belum disampaikan kepada Bupati dan Wakil Bupati Abdya yang baru Safaruddin dan Zaman Akli.
“Masalah ini belum kita sampaikan, karena belum membahas sampai ke Puskesmas, kalau yang lain-lain sudah kita sampaikan yang sifatnya urgensi.
Kemudian, soal honor piket Rp 12 ribu per malam, itu kebijakan dari Puskesmas,” pungkas Safliati. (*)
Baca juga: Gaji Pensiunan Segera Cair, Catat Jadwal Otentikasi di Taspen, Ada Kesamaan Tunjangan Golongan 1 & 2
Anggota DPRK Abdya Serap Aspirasi Petani di Cot Bak U Lembah Sabil |
![]() |
---|
Khairunnas Reses di Cot Bak U Abdya, Berikut Aspirasi Warga kepada Anggota DPRK Ini dan Tanggapannya |
![]() |
---|
Pengurus Daerah BKMT Abdya Dikukuhkan, Ny Heriawati Zaman Akli Sampaikan Tiga Hal Penting |
![]() |
---|
Reses di Gunong Cut, Warga Minta Jembatan hingga Mediasi Batas Gampong ke Ketua DPRK Abdya |
![]() |
---|
Ditemukan di Box ATM, Anak Telantar Asal Babahrot Dapat Pendampingan Dinsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.