Breaking News

Konflik Rusia vs Ukraina

Serangan Rudal dan Drone Mematikan Rusia Bombardir Kyiv Ukraina, 8 Orang Tewas dan 80 Terluka

Setelah serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan akan mempersingkat kunjungan diplomatiknya ke Afrika Selatan.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar Youtube euronews
RUDAL RUSIA - Bangunan di Kyiv terbakar hebat usai serangan rudal Rusia. Rusia serang Ukraina dengan rudal secara mendadak pada tengah malam, Selasa (12/2/2025). Rusia luncurkan serangan rudal ke Ukraina, Minggu (23/2/2025). Serangan ini diklaim jadi serangan terbesar sejak 24 Februari 2022. 

Zelensky telah mengesampingkan pengakuan kendali Rusia atas Krimea, semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014.

Presiden Rusia Vladimir Putin melanjutkan dengan melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, dan Moskow saat ini menguasai hampir 20 persen wilayah Ukraina.

Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Krimea "telah hilang bertahun-tahun lalu", tetapi Zelensky merujuk pada "deklarasi Krimea" tahun 2018 oleh menteri luar negeri Trump saat itu, Mike Pompeo, yang mengatakan AS "menolak upaya aneksasi Rusia".

Seorang wanita yang apartemennya rusak parah dalam serangan terbaru di Kyiv mengatakan kepada BBC bahwa dia melarikan diri dua kali dari kampung halamannya di timur Ukraina, wilayah yang sekarang diduduki oleh Rusia.

Ketika ditanya apakah Zelensky harus menyerahkan wilayah-wilayah tersebut untuk mencapai kesepakatan damai, ia berkata tidak, karena hal itu akan "bertentangan dengan konstitusi kami".

Serangan hari Kamis adalah salah satu yang paling mematikan di Kyiv sejak 8 Juli tahun lalu, ketika 34 orang dipastikan tewas dan 121 terluka setelah serangan Rusia menghantam infrastruktur sipil termasuk rumah sakit anak-anak Okhmatdyt.

Di Kharkiv, sekitar 40 km (25 mil) dari perbatasan Rusia, dua orang terluka, kata Wali Kota Ihor Terekhov.

Ia mengatakan "rumah-rumah pribadi" rusak akibat serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia semalam.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan serangan semalam menunjukkan bahwa Rusia dan bukan Ukraina adalah "penghalang perdamaian", dan bahwa Putin tidak menghormati upaya perdamaian "dan hanya ingin melanjutkan perang".

Utusan Trump, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Moskow minggu ini, setelah presiden AS mengatakan kesepakatan damai "sangat dekat".

Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan rencana Washington mencakup seruan agar garis depan konflik dibekukan "pada tingkat tertentu yang mendekati keadaannya saat ini".

Kyiv telah memperingatkan bahwa mereka tidak dapat menerima "konflik yang membeku". Wakil Perdana Menteri Yulia Svyrydenko mengatakan gencatan senjata penuh merupakan "langkah awal yang diperlukan".

Angkatan udara Ukraina memperingatkan bahwa hampir semua wilayah negara itu berada di bawah ancaman serangan udara.

Militer Rusia belum mengomentari serangan yang dilaporkan tersebut.

Dalam sebuah posting di media sosial, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 87 pesawat tak berawak Ukraina telah dihancurkan atau dicegat semalam di beberapa wilayah Rusia.

Baca juga: Sudah Fitting Baju Pengantin, Alyssa Daguise Beberkan Persiapan Pernikahan dengan Al Ghazali

Baca juga: Dua Bulan Jabat Wali Kota Subulussalam, HRB Sudah Kunjungi 29 Kementerian untuk Lobi Program

Baca juga: India dan Pakistan Terancam Perang Buntut Tragedi Berdarah di Kashmir Tewaskan 26 Wisatawan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.comĀ 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved