Citizen Reporter

Menjelajahi Korsel dan Vietnam, Tugas Kuliah Sekaligus Bertemu Rekan Bisnis

Korea Selatan masih meniti secara perlahan untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam upaya membangun negerinya yang porak poranda

Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
DI BANDARA INCHEON - CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, bersama rombongan mahasiswa S-3 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang sedang melaksanakan program Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) di Incheon Airport, Korea Selatan, Sabtu (26/4/2025). 

Semua pengeluaran, bantuan, dan progres pekerjaan dicatat dan dibukukan secara transparan, serta dipertanggungjawabkan dengan sangat baik tanpa ada penyimpangan.

Jika ada yang melakukan penyimpangan dan merugikan masyarakat, maka akan ditindak dengan  tindakan hukum yang tegas, tanpa pilih kasih.

Dari program tersebut, secara eskalasi dan dalam waktu yang tidak begitu lama, Korea Selatan bertumbuh sangat cepat serta berkembang menjadi lebih maju dan mandiri.

Baca juga: Perusahaan Putra Aceh, Trans Continent Jadi Tuan Rumah Pertemuan Pengusaha Logistik Dunia di Bali

Dari program tersebut juga telah melahirkan pemimpin pemimpin yang berintegritas, disiplin dan bertanggung jawab serta mampu dengan cepat mengantar Korea Selatan menjadi negara maju.

Program Saemaul Undong  tersebut menjadi andalan pemerintah Korea Selatan.

Kesuksesan yang dicapai dalam waktu relatif singkat, sembilan tahun, memberikan dampak positif yang luar biasa dalam percepatan pengembangan masyarakat pedesaan menuju modernisasi, menjadi role models yang diadopsi oleh beberapa negara lainnya.

Populasi Korea Selatan hingga awal tahun 2025 berjumlah sekitar 51.67 juta jiwa.

Pertumbuhan industri dan industrialisasi yang sangat cepat dan modernisasi yang terjadi menjadikan Korea Selatan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke 4 di Asia dan terbesar ke 12 di dunia.

PDB Korea Selatan tahun 2025 diperkirakan USD. 1.87 triliun, dengan PDB perkapilta USD. 36.000.

Namun, pertumbuhan menjadi negara maju yang sangat cepat juga memiliki dampak negatif.

Salah satunya adalah, saat ini Korea Selatan mulai mengalami degradasi pertumbuhan penduduk karena kesibukan, di mana banyak orang menunda pernikahan dan malah tidak berkeluarga.

Pemasok Sianida ke Indonesia

Saya sudah berkunjung ke Korea Selatan beberapa kali. Kunjungan pertama terjadi pada tahun 2011.

Selanjutnya, saya rutin berkunjung ke Korea setiap tahun, untuk tujuan bisnis, karena kami merupakan salah satu transporter untuk barang kimia sianida yang dibeli oleh klient kami di Indonesia, untuk dipergunakan pada beberapa industri pertambangan emas.

Ada dua manufaktur atau produsen yang bahan kimia tersebut di negara gingseng ini yang menjadi pemasok ke Indonesia.

Namun kunjungan utama saya khusus trip bulan April 2025 ini ke Korea Selatan, adalah dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program doktoral ( S-3 ) di IPDN,  bersama dengan rombongan para sahabat lainnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved