Berita Nasional

Dedi Mulyadi Bakal Kirim 4 Sosok Anak ke Kamp Wajib Militer: Suka Main ML hingga Bolos Sekolah

Program ini ditujukan sebagai bentuk pembinaan terhadap pelajar yang dinilai telah melampaui batas perilaku wajar di lingkungan sekolah dan masyarakat

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merencanakan untuk mengirim sejumlah siswa bermasalah ke kamp wajib militer.  

"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota, mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dulu, lalu bertahap," ujar Dedi.

Nantinya setiap siswa yang masuk kriteria nakal atau bandel ini akan mengikuti program pembinaan di barak militer selama enam bulan.

TNI juga telah menyiapkan 30 hingga 40 barak khusus untuk para siswa tersebut.

"Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal, TNI akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," terang Dedi.

Program ini akan dibiayai lewat kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.

Bukan untuk Latihan Perang

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa siswa nakal yang dikirim ke kamp militer tidak akan dilatih untuk berperang selayaknya prajurit TNI.

Dedi menuturkan bahwa para siswa bermasalah yang dikirim ke kamp militer nantinya tetap akan berstatus pelajar dari sekolah asal mereka.

Orang nomor satu di Jawa Barat tersebut menjelaskan bahwa program ini dibuat agar para pelajar yang nakal dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

"Tidak ada pelatihan militer. Jadi masuk barak militer bukan latihan perang-perangan, bukan. Tapi membantu dan membangun kesehatan pikiran, kesehatan mental, dan kesehatan raga mereka. Agar mereka menjadi anak-anak yang bugar," kata Dedi Mulyadi.

"Tidak minum-minuman, tidak merokok, tidak makan eximer, tidak minum ciu, yang itu obat-obatan itu marak di mana-mana," lanjutnya.

Para siswa ini nantinya akan dilatih kedisiplinan, mulai dari tidur dan bangun pada jam-jam tertentu hingga merapikan tempat tinggal mereka sebelum mengikuti kegiatan belajar.

"Jam tidurnya harus jam 8 malam, itu kan susah tuh, kalau di rumah enggak bisa. Dua, bangunnya harus jam 4 pagi,”

“Tiga, begitu bangun harus mandi. Setelah mandi, mereka membereskan ruang tidur mereka. Setelah itu, mereka membersihkan lingkungan halamannya,”

“Setelah itu, mereka harus sarapan pagi. Setelah itu, mereka pergi ke sekolah. Sore harinya nanti mereka belajar olahraga, main sepak bola, voli, push up, sit up," katanya.

Selain itu, siswa beragama Islam juga bakal diminta menjalankan puasa pada hari-hari tertentu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved