Breaking News

Aceh Tamiang

Pertalite Dijual Rp 12 RIbu, Nelayan Kecil di Aceh Tamiang Berharap Subsidi Seperti Diesel

Sebagai nelayan yang menggunakan perahu kecil, Sofyan dan teman senasib memiliki radius berburu yang terbatas.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
PERAHU NELAYAN - Sejumlah perahu kecil milik nelayan bersandar di tepi TPI Tanjungkeramat, Rabu (7/5/2025). Harga Pertalite yang begitu tinggi menyebabkan kesenjangan sosial dengan nelayan yang menggunakan perahu diesel. SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA 

Sebagai nelayan yang menggunakan perahu kecil, Sofyan dan teman senasib memiliki radius berburu yang terbatas.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Nelayan kecil di Aceh Tamiang mengeluhkan harga pertalite Rp 12 ribu per liter.

Pemerintah diminta menerapkan subsidi seperti nelayan yang menggunakan mesin diesel.

Sofyan (56) nelayan  di Tanjungkeramat, Aceh Tamiang mengakui harga Pertalite yang menembus Rp 12 ribu per liter menggerus pendapatannya.

Sebagai nelayan yang menggunakan perahu kecil, Sofyan dan teman senasib memiliki radius berburu yang terbatas.

Artinya hasil tangkapannya tidak sebanding dengan pengeluarannya.

“Perahu kami kecil, mana bisa ke laut, kalah di minyak,” kata Sofyan, Rabu (7/5/2025).

Sekali melaut Sofyan menghabiskan uang untuk BBM dan bekal mencapai Rp 80 ribu.

Sementara perahu kecil dia hanya menampung kapasitas 20 kilogram. 

“Dijual dapat 300 sampai 400 ribu, tergantung jenis ikannya. Ini untuk seminggu,” ungkapnya.

Minimnya pendapatan ini memaksa nelayan mengakali kerusakan alat tangkap.

Kendala yang sering dihadapi berupa kerusakan pada mesin perahu dan jaring.

“Rata-rata di sini buat jaring sendiri, karena kalau beli mahal, samoai 250 ribu.

Makanya kami berharap ada juga subsidi untuk nelayan yang pakai pertalite,” ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved