Kajian Islam
Bagaimana Mempersiapkan Diri Menghadapi Kematian? Ini Penjelasan Pimpinan Raudhatul Quran Aceh Besar
Sebab, kematian yang merupakan kiamat bagi pribadi seseorang adalah akhir dari segala bentuk kehidupan di dunia.
Penulis: Jamaluddin | Editor: Mursal Ismail
Sebab, kematian yang merupakan kiamat bagi pribadi seseorang adalah akhir dari segala bentuk kehidupan di dunia.
SERAMBINEWS.COM - Kematian adalah kiamat bagi pribadi seseorang.
Karena itu, perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian.
Sebab, kematian yang merupakan kiamat bagi pribadi seseorang adalah akhir dari segala bentuk kehidupan di dunia.
Persiapan menghadapi kematian tersebut harus dilakukan dengan melaksanakan berbagai ibadah.
Pimpinan Dayah Raudhatul Qur'an, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA, menyampaikan hal ini dalam kajian rutin di dayah tersebut kawasan Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Kamis (8/5/2025) malam.
“Bagaimana kita beribadah dengan seakan-akan melihat Allah itu adalah sebuah perumpamaan untuk beribadah dengan sebaik dan sebanyak mungkin karena takut kepada Allah SWT,” jelasnya.
Baca juga: VIDEO China Buat Video Parodi Ejek India atas Klaim 5 Jet Tempurnya yang Ditembak Jatuh Pakistan
Hal tersebut, menurut Tgk Sulfanwandi, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
إذا مات أحدُكم؛ فقد قامتْ قيامتُه؛ فاعبدوا اللهَ كأنكم ترَوْنَه، واستغفِروه كُلَّ ساعةٍ.
Artinya: "Apabila seseorang di antara kalian telah meninggal dunia, maka telah berlakulah kiamat untuknya.
Oleh karena itu, beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu sedang melihat-Nya dan mintalah keampunan kepada-Nya setiap saat. (HR. Ad-Dailami)
Lebih lanjut, dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh ini menyampaikan, hal itu penting untuk diketahui karena sekarang banyak juga orang beribadah hanya sekedar melepas kewajiban tanpa dibarengi keikhlasan dan kekusyukan.
Dalam hadits tersebut, sambungnya, juga dikatakan bahwa beribadah dengan seakan-akan melihat Allah merupakan sebuah penekanan agar ibadah dilakukan dengan penuh penghayatan dan kesempurnaan sehingga kelak menghasilkan atau mendapat nilai pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Baca juga: Fakta Baru Wanita Dibegal di Langsa, Korban Ingin Setor Uang BSI Link Rp 315 Juta, Sepmor Ditemukan
Dalam hadits yang sama, menurut Tgk Sulfanwandi, juga disebutkan tentang perlunya kita memperbanyak istighfar sebagai ajang meminta ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dan kekhilafan yang sudah kita perbuat.
“Seseorang yang taat saja wajib memperbanyak istighfar kepada Allah SWT, apalagi orang-orang yang penuh dengan kelalaian dalam hidup, maka sudah sepatutnya memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT,” ungkap Mutawif (Pembimbing) Utama Travel Umrah PT Al Azhar Laris Banda Aceh ini.
Jangan Sampai Salah! Buya Yahya Ungkap Istri yang Tampak Salehah Tapi Ternyata ‘Penjahat Halus’ |
![]() |
---|
Dua Versi Bacaan Doa Sujud Sahwi, Simak Waktu Pelaksanaan dan Hukumnya Jika Ditinggalkan |
![]() |
---|
Bolehkah Wudu dengan Air Zamzam? Begini Penjelasan Buya Yahya, Ternyata Tak Selalu Boleh |
![]() |
---|
Buya Yahya: Jangan Nasihati Anak Saat Emosi, Bisa Berubah Jadi Cacian |
![]() |
---|
Buya Yahya Bongkar Kesalahan Suami yang Melarang Istri ke Rumah Orang Tua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.