Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

AS Kritik Keras Netanyahu, Sebut Israel Tak Berniat Akhiri Perang di Gaza

Padahal, lanjutnya, gencatan senjata dan kesepakatan penyelesaian sandera adalah langkah yang harus diambil.

Editor: Faisal Zamzami
Anews/File
GAGAL MELEDAK - Sejumlah bom serangan udara Israel yang tidak meledak di Gaza. Bom-bom ini digunakan milisi Hamas untuk didaur ulang menjadi amunisi untuk menyerang tentara Israel (IDF). 

“Orang-orang di sini tidak percaya pada inisiatif apa pun yang melibatkan pihak-pihak yang sama yang mereka anggap bertanggung jawab atas penderitaan mereka,” lanjutnya.

 “Yang kami inginkan adalah bantuan yang menjaga martabat kami. Lembaga-lembaga internasional seperti PBB memperlakukan kami dengan penuh rasa kemanusiaan. Kami tidak ingin bantuan bersyarat yang terkait dengan pengawasan politik atau militer”.

Penolakan juga disuarakan oleh Salah al-Ja’farawi, warga lain asal Gaza.

Ia menilai rencana tersebut tidak hanya berpotensi memperpanjang penderitaan, tetapi juga mengikis hak-hak rakyat Palestina. 

“Setelah 18 tahun blokade dan lebih dari 19 bulan perang, masyarakat tidak akan menerima bantuan yang mengorbankan martabat mereka. Bantuan darurat adalah satu hal, tetapi jika rencana jangka panjangnya adalah mengikis hak-hak kami, maka bantuan itu tidak akan kami terima,” tegas dia.

Baca juga: Hamas dan Iran Janji Bersatu Lawan Agresi Israel di Gaza

Kekhawatiran atas militerisasi bantuan

 Kehadiran militer Israel dalam proses distribusi juga menjadi sorotan tajam. Rami al-Najjar, seorang pekerja kemanusiaan lokal, menyatakan bantuan seharusnya disalurkan melalui lembaga-lembaga yang netral dan memiliki kredibilitas.

 “Orang-orang memercayai organisasi internasional untuk mendistribusikan bantuan secara profesional, tanpa agenda politik,” ujarnya.

“Memasukkan aktor militer ke dalam proses ini akan mengirim pesan yang salah,” imbuhnya.

Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak Maret, Israel memperketat blokade dan membatasi pasokan makanan, obat-obatan, serta bahan bakar.

 Lembaga bantuan internasional melaporkan peningkatan kasus malanutrisi, khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak.

Dikhawatirkan jadi alat tekanan politik Hussam al-Dajani, analis politik yang berbasis di Gaza, menilai inisiatif tersebut lebih dilandasi kepentingan strategis daripada pertimbangan kemanusiaan.

 “Inisiatif ini tampaknya bukan tentang menyelamatkan nyawa dan lebih tentang mengurangi pengaruh Hamas,” katanya.

“Secara lokal, hal ini dipandang bukan sebagai penyelamat kemanusiaan, tetapi sebagai bentuk kontrol baru,” tutur dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved