Konflik Palestina vs Israel
Netanyahu Lanjutkan Perang, Israel Siap Serbu Gaza dengan Kekuatan Penuh dalam Waktu Dekat
Sebelum peringatan ini dirilis, Israel telah berjanji akan mengintensifkan serangannya, termasuk dengan menguasai seluruh Gaza.
Adapun serangan terjadi kurang dari sehari setelah pembebasan Edan Alexander, tentara Israel-Amerika berusia 21 tahun yang ditawan Hamas sejak Oktober.
Kendati Hamas telah membebaskan Edan Alexander, akan tetapi Israel memandang kelompok tersebut sebagai ancaman aktif.
Menurutnya, pembebasan sandera tidak cukup untuk menghentikan operasi militer karena tujuan utama Israel adalah melemahkan kemampuan militer Hamas sepenuhnya.
Alasan tersebut yang mendorong Israel kembali melancarkan serangan.
Israel menyatakan bahwa operasi di Gaza bertujuan menghancurkan infrastruktur Hamas, termasuk terowongan bawah tanah, pusat komando, dan persenjataan.
Baca juga: Jurnalis Palestina Hassan Islayh Dua Kali Ditargetkan Israel, Tewas di Ranjang Rumah Sakit
Israel Usir warga Palestina dari Gaza
Selain mengintensifkan serangan, Netanyahu juga turut menyatakan dukungannya terhadap rencana yang diusulkan Trump agar warga Palestina dipindahkan dari Jalur Gaza setelah perang.
"Kami telah menyusun pemerintahan yang akan mengizinkan mereka pergi, tetapi masalah kami adalah satu hal, kami membutuhkan negara yang reseptif," kata Netanyahu saat mengunjungi para prajurit yang terluka pada hari Senin.
"Itulah yang sedang kami kerjakan saat ini. Jika Anda memberi lampu hijau, saya katakan bahwa lebih dari 50 persen akan keluar, dan saya rasa jumlahnya jauh lebih banyak." tambahnya.
Israel memandang pemindahan warga Palestina sebagai cara untuk melemahkan basis sosial dan politik Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007.
Dengan mengosongkan wilayah dari penduduk sipil, Israel berharap dapat menghilangkan dukungan terhadap kelompok tersebut.
Pemindahan dianggap oleh sebagian kalangan di Israel sebagai langkah untuk mencegah konflik jangka panjang dengan penduduk lokal di Gaza.
Tanpa populasi sipil yang padat, Israel dapat mengontrol wilayah lebih ketat dengan risiko keamanan yang lebih rendah.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada negara yang secara terbuka menyatakan kesediaan menerima gelombang pengungsi Palestina dari Gaza.
Banyak negara Arab menolak gagasan ini karena dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis atau pelanggaran terhadap hak warga Palestina untuk kembali ke tanah mereka.
Baca juga: Benarkah Ada Skenario Besar di Kasus Ijazah Jokowi? Ahmad Khozinudin: Ada Indikasi ‘Penyelamatan’
Baca juga: Prabowo Tiba di Brunei Darussalam, Terima Bintang Kebesaran Tertinggi dari Sultan Hassanal Bolkiah
Baca juga: Momen Jokowi Datangi Rumah Kasmudjo Dosen Pembimbing di Tengah Isu Ijazah Palsu, Dibanjiri Komentar
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Hamas Rilis Video Kedua Sandera Israel, Kondisinya Tampak Kurus Kering |
![]() |
---|
16 Tentara Israel Bunuh Diri Sepanjang 2025 akibat Trauma Perang di Gaza |
![]() |
---|
Turki Kecam Menteri Sayap Kanan Israel Itamar Ben Gvir yang Beribadah di Masjid Al-Aqsa |
![]() |
---|
OKI dan Negara Arab Ramai-ramai Kutuk Menteri Israel Beribadah di Masjid Al-Aqsa |
![]() |
---|
Hamas Tegaskan Tolak Letakkan Senjata Sebelum Negara Palestina Berdiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.