Sastra

Rindu yang tak Pernah Usai

Teman-teman menjerit seperti nonton film horor di bioskop murah. Tapi yang paling aneh adalah detak jantungku sendiri.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ratu anggota kelas jurnalistik Putri Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Aceh, Besar. 

Sejak malam itu, aku mengerti. Bahwa semua orang menyimpan rindu. Tapi tak semua orang tahu cara mengucapkannya.

Bahwa luka paling dalam bukanlah kehilangan... tapi ketakutan untuk mengakui bahwa kita masih butuh pelukan.

Aku pun tidak lagi malu mengakui:
Aku kangen ibu. Setiap hari. Setiap waktu. Dan aku akan terus merindukannya. Sebab rindu itu bukan kelemahan. Tapi bukti bahwa aku punya seseorang yang mencintaiku tanpa syarat.

Dan kini, saat hujan datang...
Saat petir mengguncang jendela...

Aku tahu itu bukan amarah langit dan bukan amarah semesta…

Itu adalah isyarat... bahwa di balik awan, ada ibu yang sedang menyebut namaku dalam doanya.

Dan mungkin... ibu juga sedang merindukanku.

iiiiiiiibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…!!!!!!!!!!

*) Penulis adalah anggota kelas jurnalistik Putri Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Aceh, Besar

Email : ratueskuadrat@gmail.com

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved