Berita Aceh Utara
Tinjau Bendungan Krueng Pase yang Belum Difungsikan, Ini 3 Rekomendai DPRK Aceh Utara
Didasari harapan para petani dan juga atas dasar penjelasan pihak PUPR, maka Komisi II DPRK Lhokseumawe mengeluarkan tiga rekomendasi.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Didasari harapan para petani dan juga atas dasar penjelasan pihak PUPR, maka Komisi II DPRK Lhokseumawe mengeluarkan tiga rekomendasi.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Komisi II DPRK Aceh Utara, meninjau langsung kesiapan bangunan irigasi Krueng Pase yang terletak di Gampong Leubok Tuwee, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, Kamis (22/5/2025).
Kunjungan para dewan tersebut guna mengakomodir keluhan masyarakat, terkait bendungan tersebut yang belum difungsikan, sehingga para petani tidak bisa menggarap sawahnya.
Hadir saat kunjungan, Ketua Komisi II DPRK Lhokseumawe Muhammad Romi, didampingi Wakil Ketua Ruslan, Sekretaris Zulfadi Toke Adek, serta anggota komisi lainnya seperti Saifunnizar, Marzuki Y, Muhammad Yusuf dan Abdullah Amin.
Ikut hadir, Kepala Dinas PUPR Aceh Utara Ir Jaffar ST, para tokoh masyarakat dan petani.
Muhammad Romi, kepada Serambinews.com, menyebutkan, jebolnya bendungan irigasi Krueng Pase pada akhir 2020 telah menyebabkan 8.900 hektare sawah di Aceh Utara dan sebagian wilayah Lhokseumawe, kekeringan dan tidak bisa digarap optimal.
Pada 2021, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I mulai merehabilitasi bendung tersebut, namun hingga kini proyek itu belum juga tuntas.
Meski sebelumnya BWS Sumatera I telah menjanjikan proyek rehabilitasi akan selesai tepat waktu, dan para petani dapat memanfaatkan Bendungan Krueng Pase untuk musim tanam pertama di 2025.
Namun secara fisik, bendungan Krueng Pese dasarnya sudah rampung dikerjakan untuk kebutuhan air persawahan bagian sisi kanan yang meliputi empat kecamatan, yakni Matang Kuli, Tanah Luas, Syamtalira Aron dan Nibong.
"Akan tetapi, hingga saat ini belum juga dialiri air ke jaringan," ujar Muhammad Romi, selaku politisi Partai Aceh tersebut.
Baca juga: HRD : Tahun Ini Pembangunan Rehabilitasi Bendung DI Krueng Pase Dilanjutkan
Diuraikan Muhammad Romi, saat di di lokasi, Kepala Dinas PUPR Aceh Utara Jaffar, juga sempat memberi penjelasan terkait irigasi tersebut, kenapa belum dialiri air ke titik- titik yang dibutuhkan.
Menurut Jaffar, saat ini secara fisik pintu air memang sudah siap untuk dialiri ke persawahan warga di sisi kanan.
Namun, ada beberapa titik saluran yang harus direnovasi kembali karena sudah sangat dangkal, terutama di kawasan Tanjong Putoh.
Sedangkan bila dialiri sekarang ini, maka akan terganggu pekerjaan renovasi.
Hal itu juga akan berdampak mengurangnya suplai debit air ke titik ujung.
Namun menurut Kadis Jaffar, Bupati Aceh Utara Ismail A jalil juga berharap agar irigasi tersebut secepatnya dapat difungsikan.
Pada kesempatan itu, Jaffar juga menyampaikan kabar baik untuk petani sawah yang memanfaatkan aliran irigasi bendungan Krueng Pase kedepannya.
Dimana untuk menambah debit air dimusim kemarau, pemerintah telah selaesai melakukan pembebasan lahan yang terhubung ke waduk Krueng Kerto melalui Alue Ibai.
Karena itu, dia juga berharap kepada seluruh petani sawah di kawasan tersebut, untuk sedikit lagi bersabar demi kemakmuran jangka panjang.
Didasari harapan para petani dan juga atas dasar penjelasan pihak PUPR, maka Komisi II DPRK Lhokseumawe mengeluarkan tiga rekomendasi.
Pertama, meminta bupati dan BWS untuk mencari kebijakan sementara waktu agar air bendungan Krueng Pase dapat dimanfaatkan di sela- sela renovasi bangunan yang belum siap.
Kedua, meminta kepada kontraktor untuk dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan kontrak kerja yanhg telah ditentukan pada tahun 2025.
Serta ketiga, meminta Dinas PUPR Aceh Utara atau yang mengelola bendungan untuk menjembatani setiap usulan masyarakat terhadap penggunaan sementara waktu Krueng Pase.(*)
Baca juga: Proyek Irigasi Krueng Pase 5 Tahun tak Tuntas, Petani Dapat Gugat Negara Karena Lalai Lindungi Warga
Dosen Unimal Luncurkan Komunitas Malikussaleh Muda untuk Digitalisasi Museum Samudera Pasai |
![]() |
---|
8.000 Honorer di Aceh Utara Diusul Jadi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Rumah Petani di Aceh Utara Terbakar Saat Dini Hari, Begini Kronologisnya |
![]() |
---|
Pemkab Aceh Utara Resmi Usulkan Ribuan Honorer Jadi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Akademisi Sebut 3 Minimarket di Satu Gampong Ancam Eksistansi UMKM Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.