Kajian Islam

Prof Hasanuddin Yusuf Adan: Kenali Diri untuk Taat kepada Allah & Tegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar

Dalam tausiahnya sekitar satu jam itu, ulama kelahiran Gampong Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, ini mengangkat tema pentingnya mengenal jati diri

Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/ IDRIS ISMAIL
TAUSIAH SUBUH - Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Tgk H Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA mengisi tausiah Subuh di Meunasah Gampong Baroh, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Sabtu (24/5/2025). 

Dalam tausiahnya sekitar satu jam itu, ulama kelahiran Gampong Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, ini mengangkat tema pentingnya mengenal jati diri sebagai hamba Allah untuk kemudian menjalankan peran sebagai muslim sejati melalui dakwah, amar makruf nahi mungkar.

Laporan Idris Ismail | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Tgk H Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA, mengisi tausiah Subuh di Meunasah Gampong Baroh, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie

Kegiatan ini digelar Suluh Fajar Barakah Dewan Dakwah Islam (SFB-DDI) Kabupaten Pidie, Sabtu (24/5/2025)

Dalam tausiahnya sekitar satu jam itu, ulama kelahiran Gampong Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, ini mengangkat tema pentingnya mengenal jati diri sebagai hamba Allah untuk kemudian menjalankan peran sebagai muslim sejati melalui dakwah, amar makruf nahi mungkar.

"Man ‘Arafa Nafsahu Faqad ‘Arafa Rabbahu adalah ungkapan dari kalangan sufi yang berarti 'Barang siapa yang mengenal dirinya, maka sungguh ia telah mengenal Tuhannya," ujar Prof Hasanuddin.

Ia menjelaskan bahwa pengenalan terhadap diri sendiri akan membawa seorang hamba pada pemahaman mendalam tentang Tuhannya.

Hakikat manusia yang tercipta dari setetes air yang ditumpahkan ke dalam rahim seorang ibu, kemudian tumbuh menjadi embrio hingga menjadi insan, menunjukkan betapa rendahnya asal-usul manusia.

Baca juga: Jelang Wukuf di Arafah, Ini Pesan untuk Jemaah Haji Wanita, Wajib Tahu Agar Nyaman Saat Puncak Haji

Namun, justru dari kesadaran akan asal-usul itu, manusia dituntut untuk mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT, yaitu dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

"Manusia sejati adalah mereka yang menjadikan ibadah sebagai bagian dari hidupnya, baik dalam bentuk shalat, puasa, zakat, maupun interaksi sosial yang dilandasi amal saleh," lanjutnya.

Selain itu, seorang Muslim juga dituntut untuk memiliki peran dalam memberantas kemungkaran yang terjadi di tengah masyarakat.

Menurutnya, membiarkan kemungkaran tanpa upaya mencegah akan menjadi warisan dosa yang terus mengalir.

"Ini menjadi kewajiban setiap muslim, baik sebagai individu maupun pemimpin. Jika tidak, maka dosa akan mengendap dan menjadi semacam 'deposito' dosa yang terus beranak-pinak," tegas Prof Hasanuddin.

Ia juga mengingatkan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang hidup dalam keberkahan dan menjadikan amanah sebagai ladang ibadah, bukan sebagai sarana mengumpulkan harta untuk keturunannya.

Baca juga: VIDEO Strategi Baru Al-Qassam:Detik-detik Serangan Al-Qassam di Jabalia Terekam Video

"Nabi bersabda, setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya," pungkas Prof Hasanuddin.

Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan jamaah yang tampak antusias menyimak pesan-pesan dakwah yang penuh makna.

Tausiah ini diharapkan dapat menggugah kesadaran umat untuk terus berbenah diri dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved