Berita Nasional

Prostitusi Tumbuh Pesat dan Jadi ‘Lahan Basah’ di IKN: Tarif Mulai Rp400 Ribu, Full Servis Bisa Nego

Aktivitas ini telah berkembang secara diam-diam namun pesat, seiring derasnya arus pekerja dan geliat ekonomi lokal akibat proyek mega infrastruktur.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
PROSTITUSI DI IKN - Di balik pembangunan megah Ibu Kota Nusantara (IKN), ternyata terselip sisi kelam yang luput dari sorotan publik. Fenomena praktik prostitusi berkedok open booking order (open BO) kini tumbuh subur dan menjadi ‘lahan basah’ di kawasan sekitar pembangunan IKN, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. 

"Serius gak ini KK, gercep 600 nego + ful servis," ujar akun lainnya sambil mengirimkan share lock dan alamat guest house yang juga berada di sekitaran IKN.

Dari hasil percakapan dengan belasan pekerja dan warga, mayoritas mengetahui praktik tersebut namun mengaku tidak memiliki kuasa untuk mencegahnya.

"Sudah lama itu (prostitusi). Mereka tinggalnya tidak ketahuan karena nggak menetap. Biasanya mereka nyewa di guest house," ujar Ramlan, warga Sepaku.

Andi Armada, warga Desa Bumi Harapan, menyebut prostitusi online melalui aplikasi memang sudah terjadi sejak pertama kali ramainya pembangunan IKN ditambah lagi banyaknya pekerja konstruksi yang kebanyakan didatangkan dari luar daerah.

"Prostitusi itu gak mungkin hilang. Orang punya kebutuhan. Coba buka, pasti banyak yang online di sekitar sini," katanya.

Para pelaku prostitusi di kawasan IKN mayoritas bertransaksi menggunakan aplikasi online yang lebih simpel dan lebih mudah. 

Setelah ada kesepakatan harga dengan pelanggan, eksekusi prostitusi itu kemudian dilakukan di guest house.

Salah satu guest house di Sepaku disebut-sebut sebagai tempat favorit para PSK melayani tamunya.

Mereka ‘Dibutuhkan’ 

Dari penelusuran Tribun Kaltim, ditemukan sekitar ratusan PSK yang seolah sudah mengakar di sana dengan memanfaatkan platform media sosial serta aplikasi online untuk menawarkan diri kepada para pelanggannya.

Tribun Kaltim sempat berbincang dengan 8 perempuan muda yang secara terbuka mengakui bekerja sebagai PSK di kawasan Kecamatan Sepaku yang menjadi jantung proyek IKN

Mereka menyatakan bahwa kehadiran mereka dianggap “dibutuhkan” oleh sebagian besar para pekerja pria yang datang dari luar daerah, terutama dari Pulau Jawa dan Sumatera.

Para PSK ini tak hanya mengandalkan aplikasi perpesanan seperti MiChat untuk mencari pelanggan, tapi juga memanfaatkan pendekatan yang lebih halus. 

Salah satu modus yang digunakan adalah berpura-pura menanyakan lowongan kerja bagi perempuan di IKN

Percakapan tersebut kemudian berujung pada pertukaran nomor WhatsApp dan penawaran jasa.

"Awalnya itu cuma pura-pura nanya kerjaan, tapi lama-lama ngobrol, ya ujung-ujungnya jadi tamu juga," ujar seorang PSK yang enggan disebutkan namanya.

Baca juga: Polres Lhokseumawe Bongkar Praktik Prostitusi Online, Tiga Tersangka Ditangkap

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved