Gaza
Harapan Perdamaian di Gaza? Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Minta Perbaikan Proposal
Sejak gencatan senjata terakhir berakhir pada bulan Maret, situasi di Gaza semakin memburuk.
Penulis: Gina Zahrina | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Upaya internasional untuk menghentikan konflik berkepanjangan di Jalur Gaza kembali menunjukkan perkembangan.
Amerika Serikat mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui proposal gencatan senjata terbaru, yang diharapkan bisa membuka jalan menuju perdamaian dan pembebasan para sandera.
Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis (29/5/2025) waktu setempat.
Leavitt menegaskan bahwa proposal tersebut sudah disampaikan kepada Hamas setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Israel.
Meskipun proses negosiasi masih berlangsung, AS optimis bahwa kesepakatan ini dapat menjadi titik balik penting dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir delapan bulan.
"Saya juga dapat mengonfirmasi bahwa diskusi tersebut terus berlanjut, dan kami berharap gencatan senjata di Gaza akan terjadi sehingga kami dapat memulangkan semua sandera,” kata Leavitt, seperti dikutip dari Reuters, melalui Kompas, Jumat (30/5/2025).
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atau kantornya, beberapa media Israel menyebutkan bahwa kabinet telah menyetujui isi proposal tersebut dalam pertemuan tertutup.
Baca juga: VIDEO Israel Klaim Mohammed Sinwar Gugur, Netanyahu Pamer Kemenangan di Parlemen
Hamas Masih Menimbang, Tuntut Kepastian
Melansir dari Kompas, Sementara Israel telah memberi lampu hijau, Hamas masih meninjau isi proposal.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyampaikan bahwa isi kesepakatan belum sepenuhnya mencerminkan tuntutan utama pihaknya.
“Tidak mencakup komitmen mengakhiri serangan, menarik pasukan Israel atau mengizinkan masuknya bantuan seperti yang telah diminta oleh Hamas,” ujar Zuhri yang dikutip dari Kompas.
Meski begitu, Hamas menyatakan tetap membuka ruang untuk mempertimbangkan proposal demi kepentingan rakyat Palestina.
Sebelumnya, Hamas juga telah menyetujui "kerangka umum" gencatan senjata dalam pembicaraan dengan utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff.
Rincian Proposal Gencatan Senjata
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari AP News, Jumat (30/5/2025) seperti sebagaimana dilansir oleh Kompas, dan dikonfirmasi oleh pejabat dari Hamas dan Mesir, proposal ini memuat beberapa poin penting, antara lain:
- Penghentian pertempuran selama 60 hari.
- Hamas akan membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup serta sejumlah jenazah.
- Israel akan membebaskan lebih dari 1.100 tahanan Palestina, termasuk 100 narapidana yang dijatuhi hukuman panjang.
- Pasukan Israel akan mundur ke posisi mereka saat gencatan senjata terakhir diberlakukan.
- Israel juga menjamin tidak akan kembali menyerang setelah pembebasan sandera, untuk mencegah kegagalan gencatan seperti yang terjadi pada bulan Maret.
- Ratusan truk bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari untuk memenuhi kebutuhan warga.
Baca juga: VIDEO Balas Dendam Membara: Al-Qassam Hancurkan Israel, Gaza Bergejolak Hebat!
Perbedaan Tuntutan Jadi Tantangan
Meski ada peluang perdamaian, perbedaan tujuan utama kedua belah pihak masih menjadi penghalang besar.
Pemerintah Israel, di bawah kepemimpinan Netanyahu, tetap bersikeras bahwa operasi militer tidak akan dihentikan sebelum semua sandera dibebaskan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.