Gaza

Harapan Perdamaian di Gaza? Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Minta Perbaikan Proposal

Sejak gencatan senjata terakhir berakhir pada bulan Maret, situasi di Gaza semakin memburuk. 

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Amirullah
khaberni/tangkap layar
RUMAH JEBAKAN - Tangkap layar unggahan Brigade Al Qassam saat situasi sergapan terhadap Pasukan Israel. Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas melaporkan pertempuran sengit lawan Israel di Gaza Utara, Selasa (27/5/2025). 

Ia juga menekankan bahwa tujuan utamanya adalah menghancurkan Hamas, serta mempertahankan kontrol atas Gaza

Netanyahu bahkan menyuarakan gagasan pemindahan penduduk Gaza secara "sukarela", yang dikritik oleh komunitas internasional dan dinilai bisa melanggar hukum internasional.

Sementara itu, Hamas hanya bersedia membebaskan sisa sandera jika Israel menyetujui gencatan senjata permanen, menarik seluruh pasukan dari Gaza, dan membuka jalur bantuan kemanusiaan tanpa batas. 

Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, mereka juga mengusulkan pembentukan komite independen Palestina untuk memimpin proses rekonstruksi Gaza.

Baca juga: Tak Mau Jadi Penonton Tragedi Kemanusiaan, LDK Ar-Risalah Galang Donasi Kurban untuk Palestina

Kondisi Gaza Memburuk, Rakyat Menderita

Saat ini, Hamas dilaporkan masih menahan 58 sandera, dan diperkirakan hanya sepertiganya yang masih hidup. Sejak gencatan senjata terakhir berakhir pada bulan Maret, situasi di Gaza semakin memburuk. 

Ribuan warga Palestina tewas akibat serangan udara dan operasi darat Israel, sementara blokade yang diberlakukan membuat akses bantuan makanan, obat-obatan, dan air bersih sangat terbatas.

Upaya mediasi terus dilakukan oleh AS, Mesir, dan Qatar, namun perbedaan antara gencatan senjata jangka pendek dan permanen masih menjadi titik krusial yang belum bisa disepakati.

(Serambinews.com/Gina Zahrina)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved