Kesehatan

Kenapa Suka Sama Saudara Kandung? Ini Kata dr Boyke soal Inses, Faktor Psikopat hingga Dibully

Kasus inses atau hubungan seksual antar anggota keluarga sedarah kerap mengundang keprihatinan publik.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
YT Kacamata dr Boyke
dr Boyke Dian Nugraha mengungkap alasan mengapa seseorang bisa menyukai saudara kandung. 

SERAMBINEWS.COM - Kasus inses atau hubungan seksual antar anggota keluarga sedarah kerap mengundang keprihatinan publik.

Namun, tahukah Anda bahwa perilaku menyimpang ini bisa memiliki akar yang lebih dalam dari sekadar penyimpangan seksual biasa?

Menurut seksolog ternama dr Boyke Dian Nugraha, ketertarikan seseorang kepada saudara kandungnya sendiri atau anak kandung bisa berkaitan dengan gangguan kejiwaan dan latar belakang masa kecil yang penuh luka.

“Kenapa seseorang bisa tertarik kepada anak atau adik kandungnya? Karena itu termasuk dalam kategori parafilia atau penyimpangan seksual. Dan dalam banyak kasus, para pelaku memiliki basic kepribadian yang menyimpang, seperti psikopat,” ujar dr Boyke dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kacamata dr Boyke dikutip Serambinews.com, Senin (2/6/2025).

70 Persen Dipicu Lingkungan dan Trauma Masa Kecil

Dalam penjelasannya, dr Boyke menyebut bahwa sekitar 70 persen pelaku inses memiliki riwayat masa kecil yang kelam.

Faktor-faktor seperti dibully, kurang kasih sayang, dibanding-bandingkan, hingga pernah menjadi korban kekerasan seksual menjadi pemicu utama.

Baca juga: Edukasi Seksual Sejak Dini, Kunci Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak, dr Boyke Ungkap Caranya

“Sering kali pelaku inses dulunya adalah korban juga. Bisa korban pemerkosaan, pedofilia, bahkan inses itu sendiri. Jika tidak ditangani secara psikologis, trauma itu akan berkembang dan ia bisa menjadi pelaku saat dewasa,” jelasnya.

Kepribadian Psikopat yang Tersembunyi

Yang lebih mengkhawatirkan, menurut dr Boyke, pelaku inses sering kali tidak mudah dikenali. Mereka bisa tampak sangat baik, sopan, bahkan religius di mata masyarakat.

“Orang seperti ini biasanya psikopat. Ia bisa menampilkan kepribadian ganda di depan publik tampak sangat baik, tapi di balik itu menyimpan niat jahat yang terorganisir,” sambungnya.

Perlu Edukasi dan Rehabilitasi Serius

dr Boyke menegaskan bahwa penanganan inses tidak cukup hanya dengan menghukum pelaku.

Rehabilitasi kejiwaan sangat penting, baik bagi pelaku maupun korban, dan bisa memakan waktu 1 hingga 3 tahun.

“Luka fisik bisa sembuh, tapi trauma psikologisnya bisa seumur hidup. Kalau tidak diobati, siklusnya akan berulang,” tegasnya.

Baca juga: Inses Termasuk Penyimpangan Seksual, Seksolog dr Boyke: Banyak Pelaku Alami Trauma Sejak Kecil

Ia juga mendorong pentingnya edukasi seks sejak dini dengan metode yang tepat, seperti metode PANTS (Private is private, Always remember your body belongs to you, No means no, Talk about it, Speak up) agar anak-anak bisa lebih sadar akan hak atas tubuhnya sendiri.

Edukasi Seksual Sejak Dini, Kunci Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak, dr Boyke Ungkap Caranya

Seksolog dr Boyke Dian Nugraha menekankan pentingnya edukasi seksual sejak usia dini sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan seksual, terutama pada anak-anak.

Menurutnya, langkah awal perlindungan terbaik bukan hanya dari aspek hukum, tetapi juga dari pengetahuan dan kesadaran anak-anak akan tubuhnya sendiri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved