Kisah Umar Patek, Eks Narapidana Teroris Kini Jadi Barista Sibuk Meracik Kopi, Dulu Merakit Bom

Umar menyadari stigma mantan narapida terorisme masih melekat, dan membuatnya sulit diterima di masyarakat.

Editor: Faisal Zamzami
Tribun Jatim/Nurika Anisa
UMAR PATEK BIKIN KOPI - Umar Patek atau pemilik nama asli Hisyam bin Alizein meramu kopi di Hedon Estate, Selasa (3/5/2025). Kesibukannya mendalami kopi ini telah berlangsung sekitar dua tahun, sejak pertemuannya dengan pengusaha Surabaya deg David Andreasmito hingga menghasilkan kolaborasi eksklusif untuk tiga jenis kopi racikan eks napi teroris tersebut. 

Lewat kopi, dia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Umar pun tidak pernah menyangkal masa lalunya sebagai seorang teroris. Namun, kini, dia berharap lewat pilihannya sebagai barista sebagai simbol perubahan.

"Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan. Ini bukan sekadar kopi tetapi perubahan, tentang memilih hidup baru," ungkapnya.

Adapun lewat kerja sama dengan Hedon State, Umar membuka kafe bernama Ramu 1966.

Di sisi lain, David berharap lewat kafe Ramu 1966, Umar Patek dapat membalas kebaikan dan menerima kemampuan orang lain dan sukses dengan banyak karyawan.

Ke depannya kolaborasi ini akan diperluas dengan membangun koneksi dengan warung kopi, kafe-kafe dan menjangkau lebih banyak penyuka kopi di Indonesia.

"Keseharian saya, kondisi apapun saya menolong orang. kebetulan saya menolong satu umar patek, harapan saya nanti umar patek bisa menolong para penyintas yang jadi korban," ungkapnya.

Kopi Bertamu yang Mengubah Segalanya
Titik awal pertemuan Umar Patek dan David Andreasmito adalah saat dua bulan setelah Umar dinyatakan bebas bersyarat.

Pada momen tersebut, David bertanya ke Umar Patek terkait pekerjaan yang dilakukan setelah bebas.

Umar pun menjawab belum memiliki pekerjaan. Setelah itu, dirinya pun menyuguhkan kopi dan berujung disukai oleh David.

"Saya bertemu dengan dokter David, pertanyaan yang masih ingat pertama kali 'kerja apa sekarang?'. Saya bilang saya tidak punya kerja."

"Keahlian apa yang kamu miliki? Saya bilang saya tidak punya keahlian. Sampai akhirnya beliau datang ke rumah saya, saya suguhi kopi dan beliau merasa suka," ujar Umar Patek.

Kendati langsung ditawari kerja sama oleh David, Umar mengaku sempat menolaknya,

Pasalnya, dia khawatir label sebagai mantan napiter yang melekat padanya memengaruhi bisnis dari David.

"Saya waktu itu terus menolak, saya berpikir waktu itu efeknya bisa ke bisnisnya dokter David."

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved