Internasional

Lee Jae-myung Bangkit dari Kekalahan, Kini Duduki Kursi Presiden Korsel Gantikan Yoon Suk Yeol

“Saya akan memenuhi misi saya untuk menciptakan dunia di mana demokrasi dipulihkan dan rakyat dihormati sebagai kedaulatan dalam republik demokratis,”

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
KOMPAS.COM
Potret Lee Jae-myung pemimpin Partai Demokrat di Korea Selatan (Dok. wikimedia/gnews via Kompas.com) 

Kandidat PPP, Kim Moon-soo, menerima hasil pemilu dengan lapang dada dalam konferensi pers di markas partainya.

“Saya dengan rendah hati menerima pilihan rakyat dan mengucapkan selamat kepada Lee atas terpilihnya dia,” ujarnya.

Kim sebelumnya mengusung kampanye yang menjanjikan masa depan tanpa “kediktatoran” dan menyoroti kepemimpinan Lee yang dianggap agresif.

Ia juga mengusulkan untuk memangkas masa jabatannya menjadi tiga tahun demi menyelaraskan dengan pemilihan anggota Majelis Nasional.

Baca juga:  Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral 

Antusiasme Pemilih Tinggi

Menurut NEC, dari 44,39 juta pemilih terdaftar, sekitar 35,24 juta orang atau 79,4  persen memberikan suaranya, menjadikannya tingkat partisipasi tertinggi sejak 1997.

Angka partisipasi awal pada hari Kamis dan Jumat sebelumnya juga mencatat rekor, dengan 34,74  persen pemilih ikut dalam voting awal, tertinggi kedua sejak sistem ini diperkenalkan pada 2014.

Penghitungan suara dimulai tepat setelah tempat pemungutan suara ditutup pukul 8 malam, dan selesai sekitar pukul 6 pagi pada hari Rabu. NEC kemudian menggelar rapat pleno pagi hari untuk mengesahkan hasil pemilu.

Tantangan Berat di Depan Mata

Kemenangan Lee tidak datang tanpa tantangan. Ia harus menghadapi perpecahan politik yang tajam, dampak dari pemerintahan Yoon yang berakhir dengan pemakzulan.

Selain itu, tantangan ekonomi, tarif perdagangan dengan Amerika Serikat, dan ancaman dari program nuklir Korea Utara menjadi prioritas tinggi.

“Rakyat yang berdaulat telah menjatuhkan hukuman berat terhadap rezim pemberontak,” kata Ketua Komite Pemilu DP, Park Chan-dae, kepada KBS.

Di sisi lain, anggota PPP seperti Na Kyung-won mengaku sangat kecewa dengan kekalahan ini.

“Ini benar-benar mengejutkan,” ujarnya, mencatat bahwa selisih suara jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Baca juga: Tung Tung Tung Sahur! Anomali Kocak Asal Indonesia Ini Bikin Dunia Kecanduan

Isu Utama: Ekonomi, AI, dan Konstitusi

Dalam kampanye mereka, baik Lee maupun Kim menekankan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kecerdasan buatan sebagai fokus utama.

Untuk isu keamanan, Lee menawarkan pendekatan diplomasi pragmatis, sementara Kim mendorong pencegahan terhadap Korea Utara melalui kekuatan militer.

Keduanya juga mendukung amandemen Konstitusi, terutama soal perubahan masa jabatan presiden dari sistem lima tahun satu periode menjadi sistem dua periode empat tahun. Namun, pendekatannya berbeda.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved