Konflik Palestina vs Israel

Hari Raya Idul Adha 2025 di Gaza Menyedihkan, Tak Ada Daging Kurban, Warga Hadapi Krisis Pangan

Abu Hatim Al-Zarqa, seorang peternak lokal, mengungkapkan bahwa tidak ada hewan kurban hidup yang masuk ke Gaza sejak Oktober 2023.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS/anadoulu agency
PENGUNGSI GAZA - Penduduk Palestina melarikan diri dari zona konflik dengan mobil, kereta keledai, dan berjalan kaki, membawa barang-barang mereka ke daerah yang lebih aman menyusul serangan militer Israel yang intens di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza utara pada 21 Mei 2025. 

Sementara menurut laporan UNICEF dan PBB, ratusan ribu anak-anak kini mengalami malnutrisi akut. Sistem kesehatan yang nyaris lumpuh tidak mampu menangani lonjakan kasus kelaparan.

Israel berdalih pemblokiran dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui persyaratan perpanjangan gencatan senjata.

Akan tetapi buntut kebijakan itu,jutaan warga Gaza terancam mati akibat kelaparan akut.

 
Terbaru, di tengah terjadinya kiamat pangan, seorang perempuan dan putrinya terpaksa mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah.

“Lalat yang beterbangan seperti tak mengusik keduanya. Semua dilakukan demi mencari sisa makanan di sebuah bangunan yang hancur di Kota Gaza, Palestina,” kata Perempuan bernama Islam Abu Taeima. 

Baca juga: Gencatan Senjata Ditolak! AS Kembali Jadi Tembok Perdamaian Gaza

Gaza Alami Krisis Air

Lebih lanjut aksi blokade yang dilakukan militer Israel juga turut memicu kekurangan air bersih bagi banyak warga Gaza.

Akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi sangat terbatas, diperparah oleh berhentinya operasi pabrik desalinasi dan sumur-sumur air akibat kelangkaan bahan bakar.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), sebanyak 72 persen fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan di Gaza kini berada dalam zona militerisasi Israel atau di wilayah yang telah diperintahkan untuk dievakuasi sejak 18 Maret.

Kondisi ini secara drastis membatasi kemampuan warga untuk mendapatkan air bersih.

Padahal, PBB menetapkan kebutuhan minimum air bersih bagi setiap orang adalah 7,5 liter per hari.

Jumlah ini mencakup air untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi.

Namun kenyataannya, akses rata-rata air bersih yang bisa didapatkan oleh warga Gaza per hari berada jauh di bawah angka tersebut.

Krisis ini menempatkan mereka dalam situasi yang sangat rentan terhadap penyakit, dehidrasi, dan ancaman kesehatan lainnya, terutama bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang sakit.

Baca juga: Tingkatkan Literasi, SMKN 1 Idi Aceh Timur Terbitkan 20 Buku Kolaborasi Guru dan Siswa, Ini Judulnya

Baca juga: Wakapolda Aceh Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Lembah Seulawah

Baca juga: Wali Kota Jeffry Serahkan 59 Hewan Kurban kepada Gampong dan Dayah di Langsa

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved