Kupi Beungoh

Kopiah Meukeutop Aceh, Berasal dari Pidie, Dipopulerkan Teuku Umar, Sekarang Banyak Salah Motif

video itu tak hanya tentang kesalahan motif kupiah meuketop pabrikan saja, tapi juga membuka wawasan tentang sejarah dan filosofi kupiah meukeutop

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM
Kolase foto Tarmizi A Hamid, budayawan dan pendiri Rumoh Manuskrip Aceh dengan latar belakang perajin kupiah meukeutop di Tungkop, Kabupaten Pidie. 

Saat ini, kopiah seperti ini dikenakan oleh pengantin pria pada acara resepsi penikahan adat Aceh. 

Namun belakangan, pabrikan memproduksi kopiah dengan motif anak tangga ini dalam bentuk yang ceper atau rendah, tidak lagi tinggi seperti aslinya. 

Padahal, pada masa lalu, jenis kopiah dengan motif yang hampir serupa dikenakan oleh para ulama.

2.⁠ ⁠Kupiah Syam 

Jenis kopiah kedua yang memiliki warna dan desain hampir serupa dengan kupiah meukeutop adalah kupiah syam.

Disebut kopiah syam, karena jenis kopiah seperti ini juga dipakai oleh orang-orang di negara-negara yang dulu disebut sebagai Syam, seperti Yaman, Damaskus, termasuk Mali di Afrika, menggunakan kopiah yang sangat mirip dengan yang digunakan para ulama di Aceh, ratusan tahun lalu. 

Direktur Pedir Museum, Masykur Syafruddin memperlihat dua jenis kopiah khas Aceh yang sudah berusia seratus tahun lebih, pada acara Pameran Kebudayaan dalam rangka Meuseuraya Akbar, di Sigli, Kabupaten Pidie, 29 Mei 2025.
Direktur Pedir Museum, Masykur Syafruddin memperlihat dua jenis kopiah khas Aceh yang sudah berusia seratus tahun lebih, pada acara Pameran Kebudayaan dalam rangka Meuseuraya Akbar, di Sigli, Kabupaten Pidie, 29 Mei 2025. Kopiah jenis tinggi disebut kupiah meukeutop atau kupiah tungkop, sementara yang bentuknya rendah adalah kupiah syam. (SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN)

Kopiah ini memiliki motif kunci membentuk huruf hijaiyah yang mengelilingi kopiah. 

Jenis kopiah seperti ini, dipakai oleh cendikiawan atau ulama pada masa lalu. 

Nah, bentuk kopiah seperti inilah yang diproduksi oleh pabrikan dan beredar luas saat ini, tapi menggunakan motif anak tangga yang harusnya ada di kopiah meukeutop.

Filosofi Kupiah Meukeutop

Ida Fitri Handayani, Guru SMA 4 Banda Aceh dan Anggota FAMe Chapter Pidie, pernah menuliskan tentang filosofi kupiah meukeutop ini dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di rubrik Jurnalisme Warga Serambi Indonesia, edisi Jumat, 14 Agustus 2020.

Di pinggiran bawah kupiah, terdapat motif anyaman dikombinasikan warna hitam, hijau, merah dan kuning. 

Anyaman serupa terdapat di bagian tengah, yang dibatasi lingkaran kain hijau di atasnya dan kain hitam di bawah.

Pada lingkaran kepala bagian bawah, terdapat motif yang lebih dominan, berbentuk huruf hijaiyah, yaitu lam. 

Namun, ada garis yang menyambung antara bagian bawah dan atas motif tersebut. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved