Internasional

Nasib Ekonomi Dunia Dipertaruhkan! AS dan China Negosiasi Panas di London

Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan Tiongkok kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan penting di London hari ini, Selasa (10/6/2025).

|
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Via Kompas
PERANG DAGANG - Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Presiden Cina Xi Jinping (kanan). Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan China kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan penting di London hari ini, Selasa (10/6/2025). 

  Nasib Ekonomi Dunia Dipertaruhkan! AS dan China Negosiasi Panas di London

SERAMBINEWS.COM-Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan China kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan penting di London hari ini, Selasa (10/6/2025).

Dengan harapan bisa mencapai kesepakatan baru yang dapat meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia. 

Fokus utama diskusi adalah soal kontrol ekspor terhadap barang-barang penting seperti logam tanah jarang bahan utama dalam pembuatan mobil listrik, pesawat, dan perangkat militer.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari kesepakatan awal yang sebelumnya dicapai di Jenewa bulan lalu.

Meskipun perjanjian 90 hari itu sempat memberikan harapan, belakangan muncul lagi keraguan setelah Washington menuduh Beijing sengaja membatasi ekspor ke sektor-sektor penting seperti otomotif, semikonduktor, kedirgantaraan, hingga pertahanan.

Baca juga: Emas Terpukul! Harga Anjlok di Tengah Ketegangan Negosiasi AS-Tiongkok

Pertemuan di Saat yang Krusial

Pembicaraan ini berlangsung di Lancaster House, sebuah gedung bersejarah di pusat Kota London.

Delegasi dari AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.

Dari pihak Tiongkok, Wakil Perdana Menteri He Lifeng memimpin tim negosiasi.

"Ini bukan hanya tentang perdagangan, tapi tentang keamanan rantai pasokan global," ujar Bessent kepada media menjelang pembicaraan.

 Ia menambahkan bahwa diskusi kali ini akan lebih teknis dan menyentuh aspek praktis dari pengiriman barang-barang penting.

Kehadiran Howard Lutnick, yang bertanggung jawab atas pengawasan kontrol ekspor di AS, menegaskan pentingnya isu tanah jarang dalam perundingan ini.

Tanah jarang merupakan sekumpulan 17 unsur kimia yang sangat penting dalam teknologi modern saat ini sebagian besar dikendalikan oleh Tiongkok.

Negara itu memiliki hampir monopoli atas pasokan magnet tanah jarang, yang digunakan di kendaraan listrik dan sistem pertahanan canggih.

Baca juga: Pecah Kongsi! Trump dan Elon Musk Saling Hantam, Saham Tesla Ambruk Seketika!

Dampak Ekonomi Terasa di Kedua Negara

Pertemuan ini juga terjadi di tengah penurunan drastis ekspor Tiongkok ke AS, yang anjlok hingga 34,5 persen pada Mei lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved