Internasional

Nasib Ekonomi Dunia Dipertaruhkan! AS dan China Negosiasi Panas di London

Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan Tiongkok kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan penting di London hari ini, Selasa (10/6/2025).

|
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Via Kompas
PERANG DAGANG - Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Presiden Cina Xi Jinping (kanan). Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan China kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan penting di London hari ini, Selasa (10/6/2025). 

Penurunan terbesar sejak awal pandemi COVID-19 pada Februari 2020.

Penurunan ini menunjukkan dampak nyata dari ketegangan dagang terhadap ekonomi Tiongkok.

Di sisi lain, meskipun efeknya terhadap inflasi dan pasar kerja AS belum terlalu signifikan, dolar AS tetap berada di bawah tekanan karena ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Banyak pelaku pasar dan investor berharap agar pembicaraan ini bisa menghasilkan kemajuan konkret untuk meredakan ketegangan.

Isyarat Positif dari Trump dan Xi

Empat hari sebelum pertemuan ini, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan percakapan telepon pertama mereka sejak pelantikan Trump pada 20 Januari.

 Dalam pembicaraan itu, menurut Trump, Presiden Xi setuju untuk melanjutkan pengiriman tanah jarang dan magnet ke AS.

Bahkan, menurut laporan Reuters, Tiongkok sudah memberikan izin ekspor sementara kepada beberapa perusahaan pemasok tanah jarang yang bekerja sama dengan tiga produsen mobil terbesar di AS.

"Kami menyambut baik langkah tersebut, tapi yang kami butuhkan adalah komitmen jangka panjang," kata Jamieson Greer, perwakilan dagang AS. "Tanah jarang bukan hanya soal bisnis, tapi juga menyangkut pertahanan nasional dan inovasi teknologi."

Baca juga: Trump vs Elon Musk Bikin Heboh! Pejabat Rusia Tawari Damai Dibayar Saham Starlink?

Ketegangan Masih Tinggi

Meskipun ada perkembangan positif, pembicaraan ini tetap berlangsung dalam suasana hati-hati.

Banyak pabrik dan perusahaan teknologi di seluruh dunia mulai merasa cemas dengan kemungkinan terhentinya pasokan bahan baku penting, yang bisa menghentikan operasi mereka.

Beberapa produsen bahkan mulai mencari alternatif pasokan dari negara lain, meskipun secara ekonomi hal itu jauh lebih mahal dan sulit dilakukan dalam waktu singkat.

Harapan Terobosan

Kedua delegasi akan melanjutkan diskusi sepanjang hari ini, dan diharapkan mengeluarkan pernyataan bersama setelah pembicaraan selesai.

 Para analis memperkirakan bahwa meskipun kesepakatan besar belum tentu langsung tercapai, pembicaraan ini bisa membuka jalan bagi stabilitas jangka menengah.

"Kalau mereka bisa sepakat soal tanah jarang dan kontrol ekspor, itu akan menjadi sinyal kuat bahwa ketegangan bisa mereda," ujar seorang analis perdagangan dari London School of Economics.

Untuk saat ini, dunia hanya bisa menunggu sambil berharap bahwa pertemuan ini membawa kemajuan nyata bagi stabilitas ekonomi global dan kerja sama antara dua negara dengan pengaruh terbesar di dunia ini.

Baca juga:  12 Negara Dilarang Masuk AS oleh Trump, Termasuk Indonesia? Dalihnya: Ancaman Keamanan

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved