Breaking News

Berita Pidie

Sikapi Misi Bupati Sarjani, Dispersip Pidie Gelar Bedah Buku Judul Pidie Yang Tidak Kalian Ketahui

Sesuai tertuang dalam RPJD Pidie tahun 2025-2045, bahwa salah satu sasarannya adalah mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
FOTO BERSAMA - Peserta melakukan foto bersama dengan pejabat Pidie dan narumber kegiatan bedah buku " Pidie  Yang Tidak Kalian Ketahui" di Aulat Diklat BKPSDM Pidie, Jumat (20/6/2025). 

Sesuai tertuang dalam RPJD Pidie tahun 2025-2045, bahwa salah satu sasarannya adalah mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Dinas Perpustakaan dan Arsip atau Dispersip Pidie menggelar bedah buku berjudul "Pidie Yang Tidak Kalian Ketahui”,  di Aula BKPSDM Pidie, Jumat (20/6/2025).

Sesuai tertuang dalam RPJD Pidie tahun 2025-2045, bahwa salah satu sasarannya adalah mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata.

Untuk diketahui, indikator Dispersip Pidie adalah Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat atau IPLM.

"Tentunya, bagian sasaran RPJMD Pidie 2025–2029, yang mengembangkan, sekaligus melestarikan nilai seni, adat istiadat dan kebudayaan," kata Kepala Dispersip Pidie, Turno Junaidi, kepada Serambinews.com, Senin (23/6/2025).

Dikatakan, juga salah satu misi Bupati Sarjani Abdullah dan Alzaizi, untuk peningkatan literasi sejarah, budaya, kesenian, kepariwisataan dan pelestarian situs kesejarahan Pidie dan Aceh.  

Menutnya, dipilihnya bedah buku “Pidie Yang Tidak Kalian Ketahui” tentunya sebagai pemantik kesadaran sejarah bagi generasi muda untuk mengenal Pidie lebih dekat tentang sejarahnya. 

BEDAH BUKU - Penulis Buku
BEDAH BUKU - Penulis Buku "Pidie Yang Tidak Kalian Ketahui" Tgk Junaidi Ahmad, memaparkan alasan menulis buku itu saat bedah buku di Aula Diklat BKPSDM Pidie, Jumat (20/6/2025). (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Aksi Demo GAM di Meulaboh Tolak Penambahan Batalyon Aceh

Jadi buku itu dapat memberikan bekal literasi untuk semua.

Selain itu, buku itu pernah dijadikan buah tangan Pemkab Pidie kepada semua kafilah MTQ Aceh ke-34 tahun 2019 di Kabupaten Pidie sebagai wujud peu mulia jamee. 

Tak hanya itu, membedah buku itu adalah bentuk dukungan terhadap penguatan literasi sejarah lokal, sekaligus promosi karya tulis dari putra Pidie sebagai penulis lokal.

"Juga sebagai ruang edukatif yang penting dalam mendorong budaya baca dan tulis," kata Turno Junaidi.

Ia menambahkan, sasaran kegiatan itu secara umum, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten Pidie, khususnya buku-buku sejarah Pidie yang merupakan koleksi perpustakaan kabupaten. 

Ada pun secara khusus, ungkapnya, untuk mengenalkan dan mempromosikan buku yang bernilai sejarah lokal. Hal itu sejalan dengan program TAPUGA PIDIE Bupati H Sarjani dan Alzaizi.

Baca juga: Kemendagri Terbitkan Keputusan Penetapan Empat Pulau Milik Aceh, Ini Pesan Safrizal ZA

Juga menyediakan forum diskusi dan dialog untuk interaksi secara langsung. Lalu, mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, sebagai salah satu kompetensi atau keterampilan belajar di abad ke-21.

Selanjutnya, memperluas wawasan dan pengetahuan peserta, membangun komunitas literasi di Pidie dan merangsang kepekaan peserta, hingga disosialisasikan kembali isi buku yang dibedah kepada lingkungan peserta dan minimal keluarganya;

Peserta dari berbagai kalangan

Kadispersip Pidie, Turno Junaidi, menyebutkan, kegiatan itu diikuti 50 peserta dari berbagai kalangan.

Mereka terdiri atas duta literasi, duta bahasa, pelajar Pidie berprestasi, buruh tani, pedagang, ibu rumah tangga, freelance, dan siswa.

Kemudian mahasiswa, guru, dosen, tenaga honorer, wiraswasta, pemerintah gampong, organisasi muda sedang, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Aceh, bunda literasi dan pegawai BUMN.

Baca juga: Taklukkan Friend FC, Malaga Lolos ke Semifinal Piala KONI Aceh, Besok PSBS Bambi Vs CST Pidie Jaya

Dikatakan, peserta dari Mane, Tangse, Muara Tiga, Padang Tiji, Geulumpang Baro, dan kecamatan lainnya di Pidie. Bukti antusiame masyarakat Pidie sangat tinggi mengikuti kegiatan tersebut. 

"Kami mohon maaf, secara teknis pendaftaran peserta harus kami lakukan secara daring melalui link tautan sosial media yang disediakan secara khusus untuk bedah buku ini. 

Banyak yang tidak tertampung dan kecewa karena tidak bisa ikut kegiatan ini, tapi kami harus mempertimbangkan kemampuan dan ketentuan teknis kegiatan," ujarnya. 

Ia menyebutkan, narasumber kegiatan bedah buku terdiri ataspenulis buku “Pidie Yang Belum Kalian Ketahui” Tgk Junaidi Ahmad, SH MH.

Dosen Unigha Sigli, Umar Mahdi, SH MH, sebagai moderator. Sedangkan Azmi Abubakar Lc MH, sebagai pembedah.

Azmi Abubakar tercatat putra Pidie, sekaligus tenaga pengajar di PTI Al Hilal Sigli dan Dayah Jeumala Amal Lueng Putu.

Baca juga: Bea Cukai Lhokseumawe Sita Sejumlah Sepmor Impor,  Termasuk Merek BMW

" Kami sediakan waktu 30 menit untuk pemateri dan pembedah.

Dominan membuka sesi tanya jawab, agar peserta banyak peluang berinteraksi, apalagi peserta telah dibagikan buku yang dibedah secara online dalam grup WA," jelas Turno. 

Peserta harus Menjadi Penulis
 
Bupati Pidie, Sarjani Abdullah, dalam sambutannya, dibacakan Plt Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Setdakab Pidie, Safrizal, S.STP, M.Ec.Dev, mengatakan,  terima kasih kepada Pemerintah Pusat melalui Perpusnas alokasi DAK nonfisik, sehingga Dispersip Pidie, mampu melaksanakan kegiatan bedah buku jilid kedua. 

Dikatakan, buku  berjudul “Pidie Yang Tidak Kalian Ketahui” sebagai buku bernilai sejarah untuk dibaca dan ketahui sebagai masyarakat Pidie

"Harapan kami peserta, terutama generasi muda dapat menyebarluaskan kepada keluarga, komunitas di lingkungan masing-masing dan masyarakat Pidie pada umumnya," jelasnya. 

Kata Safrizal, Dispersip Pidie harus terus mendukung secara maksimal program TAPUGA PIDIE, sesuai tugas pokok dan fungsi SKPK-nya untuk meningkatkan IPLM di Kabupaten Pidie.

Dengan kegiatan bedah buku itu, hendaknya membawa manfaat untuk memberikan pemahaman kepada peserta terkait isi buku, peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta bedah buku hingga perluasan wawasan melalui diskusi aktif. 

Selain itu, kemampuan berkomunikasi, terbentuk jaringan dan komunitas serta sebagai inspirasi dan motivasi bagi semua peserta, yang nantinya menjadi penulis buku sejarah Pidie di masa mendatang.

"Kegiatan itu akan menjadi umpan balik berharga, media promosi untuk menarik minat pembaca baru, penguatan relasi dengan pembaca.  

Paling penting menularkan kemampuan menulis kepada generasi berikutnya," kata Safrizal. 

"Kegiatan bedah buku itu, bukan sekedar kegiatan membaca, melainkan sebuah ekosistem pembelajaran dan diskusi yang dinamis," pungkasnya. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved