Internasional

Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

“Kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak telah menurun,” kata Giovanni Staunovo, analis komoditas dari UBS.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Foto: Saudi Press Agency
Illustrasi-Harga minyak dunia naik (25/6/2025) 

Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

SERAMBINEWS.COM-Harga minyak dunia naik lebih dari 1 persen pada Rabu (25/6/2025) seiring meredanya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel serta sinyal kuatnya permintaan minyak dari Amerika Serikat.

 Investor juga menaruh perhatian pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi energi.

Dilansir dari kantor berita Reuters (25/6/2025), minyak mentah Brent naik 99 sen, atau 1,5 persen, menjadi $68,13 per barel pada pukul 09.02 GMT.

 Sementara itu, minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 94 sen, atau 1,5 persen, menjadi $65,31 per barel.

Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak sempat menyentuh titik terendah sejak awal Juni, yakni sebelum Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer dan nuklir utama Iran pada 13 Juni lalu.

Baca juga: Trump Klaim Serangan ke Nuklir Iran Berhasil, Tapi Laporan Intelijen Kepada Media Sebut Sebaliknya! 

“Kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak telah menurun,” kata Giovanni Staunovo, analis komoditas dari UBS.

 “Penurunan ini menunjukkan bahwa permintaan masih bertahan di AS, dan ketegangan perdagangan tidak separah yang dikhawatirkan.”

Persediaan Minyak AS Turun, Tanda Permintaan Kuat

Dukungan lain bagi harga minyak datang dari data industri yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 4,23 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Juni, menurut American Petroleum Institute (API).

Penurunan stok ini menandakan adanya konsumsi yang stabil atau meningkat di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Pelaku pasar juga berharap The Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan permintaan energi.

Baca juga: ARSIP Berita Serambi - Ketika Soetardji Serahkan Peta Perbatasan Aceh-Sumut, Ke Mana 4 Pulau Itu?

“Kesaksian pertama Ketua Fed Powell kepada Kongres mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga pertama tahun 2025 bisa dimajukan ke bulan Juli,” ujar Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA.

“Hal ini memberikan harapan bagi harga minyak dari sisi permintaan.”

Kontrak berjangka saat ini memperkirakan pelonggaran suku bunga sekitar 60 basis poin pada bulan Desember, memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS.

Gencatan Senjata Iran-Israel Sementara Meredakan Pasar

Dari sisi geopolitik, ketegangan antara Iran dan Israel mulai mereda setelah gencatan senjata yang ditengahi Presiden AS Donald Trump mulai berlaku. Pada Selasa, baik Iran maupun Israel memberikan sinyal bahwa serangan udara antara kedua negara telah berakhir, setidaknya untuk sementara.

“Meskipun kekhawatiran mengenai pasokan dari Timur Tengah telah menurun, ancaman tersebut belum sepenuhnya hilang,” tulis analis dari ING dalam catatan untuk klien. “Masih ada permintaan yang kuat untuk pasokan segera.”

Penilaian awal dari intelijen AS menyebut bahwa serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran hanya memperlambat program tersebut selama beberapa bulan, bukan menghancurkannya secara permanen.

Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global

Investor Menanti Data Tambahan dan Keputusan Fed

Analis memperkirakan harga minyak akan bergerak stabil di kisaran $65–$70 per barel dalam waktu dekat, seiring pasar menanti data ekonomi tambahan dari AS serta keputusan resmi suku bunga dari The Fed.

“Pasar sedang konsolidasi. Para pedagang menunggu data lebih lanjut, termasuk data persediaan dari pemerintah AS dan arah kebijakan The Fed,” kata Tina Teng, analis pasar independen.

Data resmi dari pemerintah AS mengenai cadangan minyak mentah dan bahan bakar dalam negeri dijadwalkan rilis Rabu waktu setempat.

 Dengan berakhirnya konflik Iran-Israel dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di AS, harga minyak dunia diprediksi akan tetap fluktuatif sambil menanti kepastian lebih lanjut dari sisi geopolitik dan ekonomi global.

Baca juga:  Jangan Lewatkan! Ini Waktu dan Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah Agar Hidup Penuh Berkah

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved