Tahun Baru Islam

Mengapa Tahun Baru Islam Dimulai dari Muharram Kenapa Tidak Diawal Tahun? Ini Sejarah & Keutamaannya

Tapi, pernahkah kita bertanya, mengapa tahun baru Islam dimulai dari bulan Muharram dan bukan dari peristiwa besar lain ?

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Muhammad Hadi
Generated Meta AI
TAHUN BARU ISLAM - Kenapa tahun baru Islam jatuh di bulan muharram bukan di awal tahun? Berikut sejarah panjangnya asal usul tahun baru Islam. Foto Ilustrasi generated Meta AI. 

SERAMBINEWS.COM - Banyak orang yang tidak tahu bahwa tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1447 Hijriah yang jatuh pada (27/6/2025) bukan hanya sekadar momen pergantian kalender saja.

Di balik momen ini, terdapat sejarah panjang dan penuh makna mendalam yang mencerminkan perjalanan spiritual umat Islam dari masa ke masa.

Berbeda dari suasana tahun baru Masehi yang identik dengan pesta perayaan dan kembang api, tahun baru dalam Islam biasanya disambut dengan doa, refleksi, perenungan diri atau intospeksi serta memperbanyak amalan-amalan baik lainnya.

Tapi, pernahkah kita bertanya, mengapa tahun baru Islam dimulai dari bulan Muharram dan bukan dari peristiwa besar lain seperti kelahiran Nabi Muhammad SAW?

Untuk memahami hal ini, kita perlu menengok kembali bagaimana dan mengapa kalender Islam dirumuskan, serta mengapa bulan Muharram dipilih sebagai awal penanggalan Hijriah.

Sejarah Penetapan Kalender Hijriah

Melansir dari halaman Gramedia Blog dan Tribunnews, kalender Hijriah atau yang juga dikenal sebagai kalender Qomariyah (karena berdasarkan peredaran bulan), mulai diterapkan secara resmi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA, tepatnya pada tahun 17 Hijriah atau sekitar tahun 638 M.

Baca juga: Sambut 1 Muharram 1447 H, Ini 70 Kata-Kata Mutiara Ucapan Selamat Tahun Baru Islam, Mengandung Doa

Yang mana pada saat itu, umat Islam telah berkembang pesat, dan urusan pemerintahan menjadi semakin kompleks.

Pada saat itu, surat-menyurat antar wilayah kekuasaan Islam mulai banyak dilakukan, namun ada satu masalah administratif yang cukup menyulitkan yaitu surat-surat resmi yang dikirimkan tidak disertai dengan penanggalan tahun.

Permasalahan ini mencuat ketika Abu Musa Al-Asy’ari, salah satu gubernur di wilayah kekhalifahan Islam, mengirim surat kepada Umar bin Khattab RA tanpa menyertakan tahun pengiriman.

Pada zaman itu, Umar RA pun menyadari bahwa tanpa sistem penanggalan yang jelas, urusan administrasi bisa menjadi kacau.

Ia pun mengumpulkan para sahabat Nabi Muhammad SAW untuk bermusyawarah dalam menyusun sistem kalender Islam yang baku pada masa itu.

Dalam musyawarah itu muncul berbagai usulan terkait momen penting yang bisa dijadikan sebagai titik awal tahun dalam kalender baru umat Islam.

Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, tahun kenabiannya, peristiwa Isra' Mi'raj, bahkan tahun wafatnya.

Baca juga: Rekomendasi Wisata di Banda Aceh untuk Libur Muharram, dari Alam hingga Religi, Uang Masuk Murah!

Namun, akhirnya disepakati bahwa peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah menjadi momen paling layak untuk dijadikan awal kalender Islam.

Bukan hanya karena peristiwa ini sangat monumental dalam sejarah Islam, tetapi juga karena hijrah menjadi simbol dari perubahan besar yaitu perpindahan dari penindasan menuju kebebasan, dari kegelapan menuju cahaya, dan dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat madani.

Mengapa Muharram Menjadi Awal Tahun?

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved