Budaya Nusantara

Berikut 5 Tradisi Peringatan Satu Suro di Jawa,  dari Kirab Pusaka, hingga Upacara di Pantai Selatan

Kedua pemaknaan ini menunjukkan bahwa bulan Suro mengandung makna simbolik yang kuat sebagai waktu yang penuh kehati-hatian, keberanian, sekaligus spi

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nur Nihayati
@MataramRoyalBlood
TRADISI SATU SURO-Berikut 5 tradisi peringatan satu suro di Jawa yang akan jatuh pada Kamis (26/6/2025). 

Berikut 5 Tradisi Peringatan Satu Suro di Jawa,  dari Kirab Pusaka, hingga Upacara di Pantai Selatan

SERAMBINEWS.COM-Dalam tradisi masyarakat Jawa, bulan Muharram dikenal dengan sebutan Suro.

Istilah "Suro" berasal dari kata Arab 'Asyura', yang berarti "sepuluh", merujuk pada hari ke-10 di bulan Muharram.

Melalui pelafalan khas Jawa, 'Asyura' kemudian berubah menjadi "Suro", dan menjadi bagian dari khazanah budaya Islam-Jawa sebagai nama bulan pertama dalam penanggalan Hijriah maupun Jawa.

Di beberapa daerah di Jawa, bulan Suro juga disebut dengan Suran.

Suran merujuk pada peringatan malam 1 Suro, yang biasa diperingati dengan berbagai ritual dan tradisi pada malam pertama bulan tersebut.

Satu suro akan jatuh pada malam Kamis, 26 Juni 2025 - Jumat, 27 Juni 2025.

Baca juga: Berikut Amalan Khusus di Bulan Muharram Menurut Ustadz Adi Hidayat yang Sayang Jika Dilewatkan

Muharram sendiri merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, dan oleh Sultan Agung dari Mataram dinamakan Sura dalam sistem penanggalan Jawa.

 Bulan ini memiliki keistimewaan karena menjadi momen Tahun Baru Hijriah, yaitu setiap tanggal 1 Muharram.

Dalam ajaran Islam, Muharram termasuk dalam deretan bulan haram atau bulan suci, yang dimuliakan dan penuh keutamaan.

Puncak kemuliaan bulan ini jatuh pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram, yang memiliki makna penting dalam sejarah Islam.

Makna dan Kesakralan Kata "Suro" dalam Tradisi Islam-Jawa

Kata “Suro” tidak hanya sekadar penamaan bulan pertama dalam kalender Jawa dan Hijriah, tetapi juga menyimpan makna yang mendalam, terutama dalam konteks kepercayaan Islam-Jawa.

Kata ini diyakini berasal dari bahasa Arab ‘Asyura’, yang berarti “sepuluh”, merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Muharram.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, sepuluh hari pertama inilah yang dianggap paling sakral atau keramat, terutama dari tanggal 1 hingga 8 Suro, yang biasanya diisi dengan ritual kenduri bubur Suro.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa kata Suro berasal dari bahasa Jawa “suro”, yang berarti berani.

Baca juga:  Jangan Lewatkan! Ini Waktu dan Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah Agar Hidup Penuh Berkah

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved