Budaya Nusantara

Berikut 5 Tradisi Peringatan Satu Suro di Jawa,  dari Kirab Pusaka, hingga Upacara di Pantai Selatan

Kedua pemaknaan ini menunjukkan bahwa bulan Suro mengandung makna simbolik yang kuat sebagai waktu yang penuh kehati-hatian, keberanian, sekaligus spi

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nur Nihayati
@MataramRoyalBlood
TRADISI SATU SURO-Berikut 5 tradisi peringatan satu suro di Jawa yang akan jatuh pada Kamis (26/6/2025). 

Kirab ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual adat keraton, tetapi juga menjadi daya tarik budaya dan wisata spiritual yang menyedot perhatian ribuan warga maupun wisatawan yang datang untuk menyaksikan langsung prosesi sakral tersebut.

Baca juga: ARSIP Berita Serambi - Ketika Soetardji Serahkan Peta Perbatasan Aceh-Sumut, Ke Mana 4 Pulau Itu?

2. Satu Suro di Cirebon: Pembacaan Babad dan Pencucian Pusaka

Di Cirebon, peringatan malam satu Suro dilakukan dengan berbagai kegiatan sakral yang melibatkan keraton-keraton setempat.

 Di Keraton Kanoman, tradisi dimulai dengan pembacaan Babad Cirebon, yaitu naskah kuno yang memuat sejarah dan silsilah para leluhur serta berdirinya Cirebon.

Setelah pembacaan babad, kegiatan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo, yang berada di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Sementara itu, di Keraton Kasepuhan, malam satu Sura diperingati dengan ritual pencucian benda-benda pusaka keraton.

Proses ini tidak dilakukan sekaligus, tetapi berlangsung secara bertahap mulai dari tanggal 1 hingga 10 Sura.

Ritual ini dipercaya sebagai bentuk penyucian lahir dan batin, serta penghormatan terhadap warisan spiritual dan sejarah keraton.

Baca juga: Fakta-fakta Alergi yang Diderita Jokowi, Sebut Gejala Muncul Setelah Pulang dari Vatikan

 3. Satu Suro di Bantul: Ritual Samas

Di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, terdapat tradisi khas yang disebut Ritual Samas dalam rangka memperingati malam satu Suro.

 Ritual ini dilaksanakan untuk mengenang sosok legendaris Maheso Suro, yang diyakini oleh warga sebagai makhluk gaib yang pernah membawa kemakmuran bagi masyarakat pesisir Pantai Selatan.

Ritual dimulai di rumah seorang sesepuh desa bernama Mbah Jokasmo, yang bersemedi pada malam Suro. 

Setelah tengah malam, beliau keluar dari tempat semedi dan menyampaikan wejangan atau ramalan, yang diyakini warga sebagai pesan-pesan penting yang bersifat peringatan maupun petunjuk kehidupan.

Tradisi ini menjadi bentuk spiritualitas lokal yang menyatu dengan unsur kepercayaan dan kearifan budaya setempat.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

4. Malam Satu Suro di Magetan: Ledug Suro dan Bolu Rahayu

Di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, malam satu Sura diperingati dengan tradisi khas yang disebut Ledug Suro.

Puncak acara ini adalah ritual Andum Berkah Bolu Rahayu, yaitu pembagian dan penyantapan kue bolu yang telah didoakan secara khusus.

Masyarakat Magetan meyakini bahwa Bolu Rahayu yang telah melalui prosesi spiritual tersebut memiliki khasiat, seperti untuk pengobatan, pelaris usaha, hingga perlindungan dari gangguan gaib.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved