Budaya Nusantara
Berikut 5 Tradisi Peringatan Satu Suro di Jawa, dari Kirab Pusaka, hingga Upacara di Pantai Selatan
Kedua pemaknaan ini menunjukkan bahwa bulan Suro mengandung makna simbolik yang kuat sebagai waktu yang penuh kehati-hatian, keberanian, sekaligus spi
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nur Nihayati
Sebelum bolu dimakan bersama, prosesi diawali dengan arak-arakan atau kirab sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan harapan akan berkah di tahun baru Jawa.
Baca juga: Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Wilayah Sumatera per 24 Juni 2025
5. Upacara Labuhan di Pantai Selatan: Sedekah Laut Saptosari
Salah satu tradisi penting yang dilaksanakan pada malam satu Sura adalah Upacara Labuhan, khususnya Sedekah Laut Saptosari yang diadakan di kawasan Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan, baik dari Tuhan Yang Maha Esa maupun sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa laut selatan dalam kepercayaan masyarakat setempat.
Rangkaian ritual dimulai dengan penyerahan sesaji (pasrah pemampi) dari Parentah Ageng Keraton Ngayogyakarta kepada Bupati Bantul, yang berlangsung di Pendapa Kecamatan Kretek.
Selanjutnya, uba rampe atau perlengkapan sesaji diserahkan kepada Juru Kunci Parangkusumo, yang kemudian membawanya ke lokasi upacara di Cepuri Parangkusumo untuk didoakan dan dihanyutkan ke laut.
Ritual ini tidak hanya sarat makna spiritual, tetapi juga menjadi bentuk pelestarian tradisi budaya Jawa dan rasa syukur atas hasil laut yang diperoleh para nelayan.
Baca juga: Mantap! Warga 4 Kecamatan tak Perlu Lagi Datang ke Disdukcapil Pidie untuk Buat Dokumen Kependudukan
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.